Antasari Azhar hanya punya waktu dua hari untuk mendampingi putrinya melewati hari bahagia. Yakni, acara siraman kemarin dan akad nikah pada hari ini. Setelah itu, Antasari harus kembali ke penjara dan melewatkan resepsi pernikahan putri sulungnya.
ENDANG SAHRONI, Tangerang
DI kursi pelaminan yang bertabur bunga melati, Antasari Azhar duduk berdampingan dengan istrinya, Ida Laksmiati. Sejoli itu tampil kompak dengan mengenakan baju adat Jawa warna hijau muda. Antasari tampak gagah, sementara sang istri begitu anggun.
Kemarin adalah hari istimewa bagi Antasari. Mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu harus melepas putri sulungnya, Andita Dianoctora Antasariputri, yang dipersunting Mochammad Ahdiansyah. Acara siraman dihelat di kediaman Antasari di Perumahan Les Belles, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.
Acara siraman diawali dengan keluarnya Andita dari dalam rumah. Perempuan 28 tahun itu mengenakan kebaya biru dongker dengan motif barukat berbunga. Dia berjalan sembari dipapah dua sesepuh dari kerabat orang tuanya. Perlahan Andita berjalan menghampiri ayah bundanya. Dia kemudian bersimpuh di hadapan mereka.
Prosesi sungkeman diliputi nuansa haru. Terlebih ketika Andita mengungkapkan permohonan maaf kepada orang tuanya. "Papa, Mama, aku bersimpuh di hadapanmu untuk mengucapkan terima kasih atas kasih sayang yang diberikan kepada Mbak Dita (Andita menyebut dirinya, Red). Mbak Dita meminta rida dan ikhlas kalian untuk restu pernikahan Mbak Dita," katanya.
Setelah Andita menyampaikan permintaan maaf, pembawa cara menyilakan Antasari menjawabnya. Suara Antasari terdengar terbata-bata. "Papa dan Mama sudah memaafkan kamu sejak kecil," tutur terpidana kasus pembunuhan bos PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen itu.
"Maafkan Papa tidak bisa mendampingi kebahagiaan kamu. Tapi, kamu harus menyadari, ini takdir yang harus kita terima," sambung Antasari dengan suara tersendat.
Ya, Antasari memang tidak bisa menghadiri resepsi pernikahan Andita yang dihelat di Balai Sudirman, Jakarta, pada 11 Maret nanti. Dia hanya mendapatkan izin keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang sampai dengan pelaksanaan akad nikah sang putri hari ini. Selepas itu, Antasari harus kembali mendekam di balik jeruji besi.
Karena itu, kesempatan siraman kemarin benar-benar dimanfaatkan Antasari. Dia berpesan kepada Andita untuk tidak pernah takut dengan ancaman keduniaan. Gelimang harta bukan satu-satunya kamus kebahagiaan. Sebab, kebahagiaan dan hal yang paling berharga adalah beribadah kepada Yang Mahakuasa. "Papa titip, jangan tinggalkan salat dan berbagi dengan sesama," kata Antasari.
Dia lantas menyitir salah satu cerita dalam Alquran tentang rencana jahat sekelompok orang. Intinya, di balik rencana jahat orang, Tuhan memiliki rencana baik untuk diri kita. "Makanya, jangan pernah takut dengan ancaman itu," ujarnya.
Sebelumnya, rangkaian acara itu diisi dengan pemasangan bleketepe. Yakni, anyaman janur yang dipasang di pintu masuk tenda resepsi pernikahan di halaman rumah itu. Prosesi ini adalah perlambang bahwa sang tuan rumah sedang memiliki hajat.
Seusai pemasangan bleketepe, acara dilanjutkan dengan sungkeman, siraman, dan diakhiri dengan potong tumpeng. Acara potong tumpeng adalah lambang keikhlasan Antasari dalam melepas anaknya untuk membangun bahtera rumah tangga.
Tak jauh dari rumah Antasari, tepatnya di Gedung Serbaguna (GSG) perumahan tersebut, tampak beberapa anggota keamanan. Mereka terdiri atas personel polisi dan beberapa anggota security perumahan. Ada juga beberapa lelaki dengan pakaian hitam. Mereka mengawasi jalannya acara itu meski dari jarak yang agak jauh.
Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Banten Imam Santoso menuturkan, pihaknya memang melakukan pengamanan. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan kepolisian. Tidak ada prosedur khusus dalam pengamanan itu. "Tapi, kami terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk pengamanannya," kata Imam. (*/c2/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Geleng-Geleng Lihat Pameran Bicycle Paling Nyentrik di Amerika (2)
Redaktur : Tim Redaksi