Geleng-Geleng Lihat Pameran Bicycle Paling Nyentrik di Amerika (2)

Sepeda Tandem Rp 130 Juta, Sepeda TT Kayu Rp 80 Juta

Selasa, 06 Maret 2012 – 00:26 WIB

Para dewa sepeda menemui para penggemar di North American Handmade Bicycle Show 2012 di Sacramento. Tapi, tentu saja yang paling dipelototi adalah karya-karya mereka yang luar biasa.

AZRUL ANANDA, Sacramento

LEBIH dari 170 peserta tampil di North American Handmade Bicycle Show (NAHBS) 2012 di Sacramento Convention Center, 2?4 Maret lalu. Masing-masing membawa karya terbaik, menyuguhkan ribuan sepeda yang berebut perhatian para pengunjung.
   
Kebanyakan sepeda yang dipamerkan masuk kategori road bike atau city bike. Termasuk varian atau pengembangan dari setiap kategori tersebut. Ada beberapa varian MTB (mountain bike), namun jumlahnya mungkin hanya sepuluh persen dari total sepeda yang dipamerkan.

Karena ini sifatnya sepeda handmade, yang juga bisa diartikan sepeda karya seniman, varian antik dan eksotis lebih dominan.

Yang mencengangkan, ada sangat banyak sepeda tandem yang dipamerkan di NAHBS 2012. Baik dari bahan steel, aluminium, titanium, karbon, bahkan magnesium.

Nah, sepeda tandem yang magnesium itu merupakan yang paling sering diangkat-angkat oleh pengunjung. Semua ingin membuktikan klaim bahwa itu adalah sepeda tandem paling ringan. Sepeda itu bermerek Paketa, buatan tangan James Peter (JP) Burow asal negara bagian Colorado.

Seperti di stan-stan lain NAHBS, sang pembuat sendiri yang menunggui sepeda dan melayani para pengunjung. Ketika melihat peminat ragu-ragu ingin memegang sepeda Paketa, Burow secara proaktif mengajak mereka untuk mencoba langsung karya ajaibnya itu. Dia menantang pengunjung untuk mengangkat sepeda tandem itu dengan hanya satu tangan!

"Ayo angkat, ini dari magnesium. Beratnya hanya 23 pound (sekitar 10,5 kilogram, Red)," katanya berkali-kali.

Melihat ukuran sepeda yang cukup panjang, kita punya ekspektasi bobot tertentu. Ketika diangkat, wow! Sepeda itu jadi terasa amat ringan. Padahal, sepeda ini dilengkapi dengan groupset Shimano Ultegra Di2, pemindah gigi elektrik yang cenderung lebih berat daripada sistem manual.

Tidak ada metal yang punya rasio kekuatan dan keringanan setinggi magnesium," ujar Burow. "Dengan bahan ini, kita bisa membuat pipa frame sepuluh persen lebih besar, tapi dengan bobot 20 persen lebih ringan daripada aluminium," tandasnya.

Overall, jelasnya, magnesium itu 34 persen lebih ringan daripada aluminium dan 50 persen lebih ringan daripada titanium. Bonusnya, magnesium disebut meredam getaran hingga sepuluh kali lebih baik daripada metal-metal lain. Dengan begitu, sepeda magnesium terasa lebih nyaman untuk jarak jauh.

Jika dibandingkan dengan karbon, magnesium juga lebih enteng di kantong kalau terjadi tabrakan. Bahan ini akan bengkok dan bisa diluruskan kembali seperti aluminium. Tidak seperti karbon, yang jatuh sedikit saja bisa retak atau patah dan harus dibuang!
   
Hanya harganya yang mungkin kurang nyaman. "Yang ini USD 14 ribu," kata Burow. Kalau dikurskan, itu hampir Rp 130 juta.

Kayu Tahan Banting

Booth lain yang menampilkan sepeda "ajaib" adalah milik Renovo. Semua sepeda yang dipajang di situ terbuat dari kayu. Mulai road bike biasa, sepeda time trial yang eksotik, sampai MTB untuk jumping-jumping naik-turun gunung!

Ken Wheeler, pendiri Renovo sekaligus pembuat sepeda, mengakui bahwa bahan kayu memang tidak seringan karbon atau metal ringan. "Rata-rata, sepeda kayu kami sekitar dua pound (hampir satu kilogram, Red) lebih berat daripada sepeda setipe dari bahan karbon," ungkap pria asal Oregon yang juga punya reputasi hebat sebagai pembuat pesawat dari kayu.

Namun, Wheeler menegaskan bahwa ekstrabobot itu tidaklah signifikan. Sepedanya dibuat dari kombinasi kayu-kayu keras. Dia tidak mau menyebut detail jenis apa saja  karena paten kombinasinya sedang diproses. Salah satu bahan utama yang dia sebut adalah kayu walnut.

Seperti sejumlah sepeda karbon, frame dibuat dari dua belahan. Sisi kanan dan kiri di-bonding (lem) menjadi satu. Kemudian diberi lapisan khusus dan dipoles. Dengan demikian, bagian dalam frame juga hollow (ada rongga) ala tabung aluminum atau karbon.

Hanya sedikit lebih berat, Wheeler lantas menegaskan karyanya punya kualitas-kualitas lain yang bisa dipandang lebih atraktif daripada  karbon.

Pertama, sepeda kayunya adalah yang paling nyaman. Dia pede pemakai akan langsung merasakan kenyamanan itu saat pertama menunggangi sebuah Renovo. Tingkat kekakuannya (stiffness) juga diklaim tidak kalah daripada karbon. Bahkan bisa lebih kaku.

Kekuatan juga digaransi. Sepeda Renovo pernah ikut lomba-lomba triatlon dan MTB bergengsi. "Beda dengan karbon yang patah, sepeda kayu bisa dipoles lagi jadi seperti baru bila terjadi kecelakaan," ujarnya.

Yang paling diunggulkan oleh Wheeler: Sepedanya bisa memiliki nilai seni atau kolektabilitas tinggi ala furniture antik. Seratus tahun lagi, sepeda ini bisa kembali dipoles sehingga kembali terlihat baru. Jangan khawatir jadi lapuk karena kayunya sudah diproses secara khusus. Jadi, umurnya bisa mengalahkan umur pemiliknya!

Wheeler menggarap sepedanya ini bersama 30-an orang stafnya di Portland, Oregon. Ada beberapa model yang bisa dipilih. Untuk road bike, ada tiga level. Seri R1 adalah yang termurah, sekitar USD 2.000 (Rp 18 juta) untuk frame saja. Lalu,  seri R3 di atas USD 3.000. Bentuk keduanya, sekilas, mirip frame merek Cipollini asal Italia.

Mau yang lebih mahal? Ada jenis R4, berbentuk seperti sepeda Carrera, seharga USD 3.500 untuk frame saja. Yang paling eye-catching? Sepeda triatlon atau TT (time trial) bernama Hoodoo. Sepeda ini pernah ikut kejuaraan dunia triatlon di Hawaii pada 2010. Harganya sekitar USD 3.800 untuk frame saja.
   
Bagi penggemar MTB, ada Badash 29er. Memakai ban berdiameter besar yang kini sedang naik daun di Amerika.

Semua sepeda ini bisa dipesan dengan geometri khusus, disesuaikan bentuk butuh pembeli. Juga bisa dilengkapi dengan komponen pilihan pembeli. Mau pakai groupset Shimano? Bisa. Pakai SRAM atau Campagnolo juga bisa.
   
Harga full bike pun menjadi sangat bervariasi. Sepeda Hoodoo yang dipajang di Sacramento Convention Center dilengkapi dengan wheelset merek Zipp dari karbon. Harganya USD 8.500 (hampir Rp 80 juta, Red).

Melihat begitu banyak pilihan sepeda, dengan kualitas karya seni dan harga yang sebenarnya tidak gila-gilaan (sepeda ratusan juta rupiah sudah sangat umum berkeliaran di jalanan Indonesia), tentu penggemar sepeda  jadi superpusing: Mau beli yang mana ya? (bersambung)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 27 Tahun Meneliti, Belum Bisa Ungkap Misteri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler