Dari Rawa Bebek, Narabe Hadirkan Batik Trendi dan Ramah di Kantong Anak Muda

Minggu, 18 Juni 2023 – 21:27 WIB
Perajin Batik Marunda meluncurkan jenama Narabe di Alun Alun Indonesia, Mall Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (17/6). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Perajin Batik Marunda meluncurkan jenama Narabe di Alun Alun Indonesia, Mall Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (17/6).

Narabe yang merupakan akronim dari Rusunawa Rawa Bebek ini merupakan produk second line (lini kedua) dari Batik Marunda.

BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Menggelar Workshop Lukis Batik di Tasikmalaya

Pembina Batik Marunda Irma Sinurat mengatakan Narabe hadir dengan harga terjangkau dan menyasar anak-anak muda.

“Ini adalah pemberdayaan Ibu-ibu Rusunawa Rawa Bebek yang sudah kami lakukan tujuh tahun lalu yang kemudian sudah berkembang menjadi Batik Marunda. Putri saya mendorong saya untuk mengembangkan batik yang lebih terjangkau secara harga dan pasar,” ungkap Irma.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo Mendapat Serban Batik ketika Sowan ke Kiai Sepuh Banten

Irma menjelaskan, produk Narabe saat ini masuk fokus pada busana ready to wear, baju kasual maupun formal, termasuk aksesoris.

Harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 350.000 sampai Rp 1 juta.

BACA JUGA: Semakin Di Devan Berkolaborasi dengan Batik Prabuseno, Ini Hasilnya

“Untuk celana belum, karena kita masih fokus untuk atasan,” ucap Irma.

Dia menyampaikan, Batik Marunda akan bekerja sama dengan Dekranasda DKI Jakarta dan Alun Alun Indonesia untuk memasarkan produk-produk Narabe.

“Kita kerja sama dengan Alun Alun Indonesia, mereka memberikan tempat dan fasilitas untuk kita mengadakan launching. Nanti kami mengalami proses kurasi dulu untuk bisa masuk ke Alun-alun Indonesia,” urai Irma.

Irma berharap, hadirnya Narabe merupakan apresiasi atas karya para perajin Batik Marunda serta memberikan semangat kepada para perajin Jakarta untuk terus berkarya menggapai sukses Jakarta untuk Indonesia.

“Kami juga fair ekonomi, jadi nanti mereka kita kasih modal kain kemudian mereka yang mencanting nanti saya nanya ini berapa untuk upah yang kalian minta. Kita warga Jakarta, masa kita tidak balikin lagi ke warga Jakarta. Kalau orang Jakarta pakailah batik motif Jakarta,” urai Irma.

Pengelola Narabe, Giggsy menilai, harga batik tulis tergolong mahal karena proses pembuatannya yang memakan waktu lama dan butuh keahlian.

Menurutnya, batik bukan hanya untuk kalangan orang tua, tapi dapat dikenakan anak-anak muda apabila dikemas dengan motif dan model yang sesuai selera.

“Mungkin untuk seumuran aku 20 tahun ke atas suka lebih prefer baju yang lebih casual dan murah. Bagaimana caranya tetap bisa pakai batik tapi masuk ke selera anak muda dan harga terjangkau. Maka kita cetuskan dan launching Narabe,” kata Giggsy.

Giggsy menambahkan, dengan hadirnya Narabe masyarakat sadar bahwa batik diperjuangkan oleh para pendahulu bahkan dinobatkan sebagai Warisan Budaya Takbenda di UNESCO, terlebih sekarang menjadi budaya lebih lagi masyarakat Betawi.

“Ke depannya batik itu bukan cuma menjadi pakaian yang formal tapi bisa juga dipakai untuk ketemu teman-teman atau mungkin beribadah juga bisa. Tidak cuma untuk orang tua, tapi sebenernya seumuran kita anak muda bisa pakai batik,” tandas Giggsy. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler