Dari Sini Pelaku Penyerangan Masuk ke Mabes Polri, Menyamar

Kamis, 01 April 2021 – 14:14 WIB
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono. Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pelaku terorisme di Mabes Polri, ZA (25) masuk lewat pintu belakang yang merupakan akses bagi masyarakat yang mengurus layanan publik Polri.

"ZA masuk di pintu belakang, seperti biasa seakan-akan seperti masyarakat yang memiliki kebutuhan akan pelayanan Polri, masuk dan tiba-tiba melakukan aksinya di pos pengamanan bagian depan Mabes Polri," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, Kamis (1/4).

BACA JUGA: Mabes Polri Diserang, Din Syamsuddin Singgung Badan Intelijen Negara

Rusdi mengatakan, Mabes Polri menyediakan layanan publik bagi masyarakat.

Sesuai tugas pokoknya, Polri adalah pelayanan masyarakat hal ini diamanatkan pada Pasal 13 Undang-Undang Kepolisian RI, sebagai pelayan masyarakat.

BACA JUGA: Bang Neta: Bagaimana Senjata Pelaku Penyerangan Bisa Masuk ke Mabes Polri?

"Jadi ini satu hal yang tidak bisa dihindari ketika Markas Kepolisian didatangi oleh masyarakat yang memiliki kebutuhan dari pada pelayanan Polri," tutur Rusdi.

Menurut Rusdi, ZA datang seakan-akan menjadi bagian masyarakat yang membutuhkan pelayan Polri.

BACA JUGA: Inul Menolak Ajakan Si Bule Begituan Bertiga, Oh, Darmini

Setelah masuk dari pintu belakang Mabes Polri yang terletak di Jalan Raden Fatah, ZA telah dilakukan pemeriksaan sesuai standar prosedur keamanan di Mabes Polri.

"ZA masuk di pintu belakang dan seperti biasa seakan-akan seperti masyarakat yang memiliki kebutuhan akan pelayanan Polri, masuk dan tiba-tiba melakukan aksinya di pos pengamanan bagian depan Mabes Polri," ujarnya.

Rabu (31/3) sekitar pukul 16.30 WIB terduga teroris yang mengenakan pakaian serba hitam dan penutup kepala berwarna biru masuk ke dalam kawasan Mabes Polri.

Terduga teroris tersebut sempat menodongkan senjata api kepada aparat yang sedang bertugas di sekitar gerbang Mabes Polri.

Tidak menunggu lama, terduga teroris perempuan tersebut langsung dilumpuhkan dengan timah panas oleh petugas karena telah mengancam keselamatan.

Peristiwa tembakan ini terjadi tiga hari setelah tragedi bom bunuh diri di gerbang depan Gereja Katedral Makassar yang dilakukan pasangan suami istri pada Minggu (28/3). (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler