jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto tak perlu malu menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.
Menurutnya, hal itu bisa saja diwujudkan jika elektabilitas Prabowo tidak bisa melampaui mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
BACA JUGA: Kondisi Ini Bisa Bikin Prabowo Mau jadi Pendamping Jokowi
"Saya kira Gerindra harus berpikir matang, daripada nyalon dan hasilnya kalah. Sebaiknya legowo melihat kenyataan politik, agar tak kembali kalah seperti pada Pemilu 2014 lalu," ujar Ramses kepada JPNN, Sabtu (17/2).
Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia ini menyatakan pandangannya, menyikapi hasil survei yang digelar sejumlah lembaga independen belakangan ini.
BACA JUGA: Prabowo jadi Cawapresnya Jokowi, Mau gak Ya?
Terlihat elektabilitas Prabowo belum mampu menyaingi Jokowi. Selisihnya bahkan terpaut jauh.
Seperti yang dirilis Indo Barometer, Kamis (15/2) kemarin. Elektabilitas Jokowi mencapai 32,7 persen, sementara Prabowo hanya 19,1 persen.
BACA JUGA: Gerindra: Elektabilitas Prabowo Akan Naik Secara Alamiah
"Ini bukan persoalan mau dan tidak, tapi persoalan kepentingan kemenangan. Jika harapan menang tipis, buat apa memmaksa diri," ucapnya.
Rames menilai, Prabowo kemungkinan bakal memperoleh sejumlah keuntungan jika maju sebagai cawapres berpasangan dengan Jokowi di 2019.
Antara lain, peluangnya menang di Pemilu 2024 bakal lebih besar dari calon lain.
Karena Jokowi tidak mungkin maju lagi, jika terpilih di Pemilu 2019. Sebab telah menjabat selama dua periode.
"Prabowo harus legowo dan ksatria dengan situasi politik, dan memandang politik bukan alat kekuasaan, tapi alat menyejahterakan rakyat," pungkas pengajar di Universitas Mercu Buana ini.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon Masih Optimistis Prabowo jadi Presiden
Redaktur & Reporter : Ken Girsang