jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno meminta kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno membalas program Joko Widodo soal Kartu Prakerja dengan gagasan yang setimpal.
BACA JUGA : Soal Kartu Prakerja, PKS: Anggaran Dari Mana?
BACA JUGA: TKN Jokowi - Maruf Berjuang Rebut 40 Persen Golput di Kaltim
Menurut Adi, kubu Prabowo sejauh ini hanya mengejek program Jokowi tersebut, sampai lupa menawarkan gagasan sendiri.
BACA JUGA: Tiga Hoaks Serang Jokowi, Bareskrim Garap Perwakilan TKN
"Menurut saya, kalau program kerja ini dianggap enggak realistis mestinya dijawab dengan program kerja yang menurut 02 realistis," kata Adi saat dihubungi, Sabtu (9/3).
BACA JUGA : Kritik Politikus Senior PKS terhadap Program Kartu Prakerja
BACA JUGA: Politikus Cantik Ini Bertemu Khusus dengan Kiai Maruf Amin
Pernyataan Adi ini menyikapi kritik dari sejumlah kalangan perihal mustahilnya program ini diterapkan.
Seperti politikus PKS Fahri Hamzah misalnya, menyebut Kartu Prakerja ini tidak masuk akal karena tidak ada dana untuk untuk membiayai program ini.
Di samping itu, Waketum Gerindra Fadli Zon bahkan menyebut Kartu Prakerja ini impian kosong, politis, dan norak.
BACA JUGA : Hasto Berang Dengar Kabar Nama Prabowo - Sandi Muncul di Running Text Puskesmas
Adi menyarankan kepada pendukung Prabowo - Sandi untuk menjawab Kartu Prakerja dengan program serupa yang dianggap lebih masuk akal untuk memfasilitasi kelompok lulusan SMA dan SMK dalam mengakses pekerjaan.
"Bukan hanya mengatakan itu program tidak rasional, enggak ada dananya, kemudian dilaporin ke Bawaslu. Ini kan menurut saya cara-cara yang ingin menyederhanakan sesuatu dengan lapor melapor. Mestinya Ini dilawan dengan program lain yang rasional," jelas Adi.
BACA JUGA : Kalau Jokowi Tidak Bisa, Beri Prabowo Kesempatan Selesaikan Honorer K2
Dia juga mengkritisi cara-cara paslon Prabowo - Sandi memberikan solusi permasalahan, yang hanya terfokus pada 100 hari kerja.
Menurut Adi, dalam menjawab program kerja petahana idealnya kubu penantang bisa menyuguhkan gagasan yang lebih brilian dan rasional dalam mempermudah akses pendidikan, mengatasi lonjakan calon-calon tenaga kerja, dan mahalnya harga-harga bahan pokok.
BACA JUGA : Prabowo Buka Baju di Depan Pendukungnya, Inas: Ini Capres apa Penari Striptis?
Kendati demikian, Adi sepakat dengan pendapat yang mengatakan pendanaan dari program ini tetap harus dipikirkan secara matang dan terukur.
"Isu dari mana (uangnya) itu memang perlu dijawab. Apakah akan diambil dari pengetatan dana badan dan kementerian, pajak, atau nambah utang, itu enggak soal selama itu untuk kebaikan rakyat miskin. Selama itu untuk kebaikan anak-anak muda, supaya bisa memilki pekerjaan. Jangan sampai sirkulasi keuangan ini hanya berkutat pada kelompok-kelompok menengah tertentu," beber Adi. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi NKRI, Maruf Amin Rela Lepaskan Jabatan di MUI
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga