jpnn.com - JAKARTA –Darussalam nama pria berusia 54 tahun itu. Ia datang bersama sejumlah rekannya dari Tasikmalaya dengan dana pas-pasan menuju ibu kota untuk memperjuangkan nasib bersama honorer K2 lainnya.
Saat ditemui di depan Istana Negara, ia sedang berseru tiada henti bersama teman-temannya. Berharap ada jawaban dari Presiden Joko Widodo untuk mengangkat mereka menjadi PNS.Ini bukan pertama kalinya ia berjuang bersama para honorer. Maklum, sudah 23 tahun ia menjadi honorer tenaga Tata Usaha di Tasikmalaya.
BACA JUGA: Mulai Panas, Honorer K2: Majuuu, Kita Jemput Pak Jokowi
“Jadi honorer dari Juli 1993 sampai Juli 2016. Sudah 23 tahun," kata Darussalam kepada JPNN.com, Rabu (10/2).
Segala upaya sudah dilakukannya untuk bisa menjadi PNS. Salah satunya dengan mengikuti tes CPNS. Belasan kali dia mengikuti tes, namun hasilnya nihil.
BACA JUGA: Kerja, Kerja, Kerja, tapi di Mana Kesejahteraan untuk Kami?
"Tes sebanyak 12 kali untuk CPNS, tapi enggak diluluskan," ucap bapak empat anak ini. Penghasilan yang didapatkan Darussalam saat menjadi tenaga honorer tidak seberapa. Pada awal-awal menjadi tenaga honorer dia mendapat honor Rp 5 ribu.
"Sekarang Rp 600 ribu per bulan," lanjutnya.
BACA JUGA: Lagi Betulin Atap, Tiba-tiba Pesawat Tempur Menukik dan Jatuh
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Darussalam mendapatkan bantuan dari istrinya. Jika tidak, tentu sulit baginya menyekolah 4 anaknya. "Karena istri saya jualan di kantin jadi kebantu-bantu," imbuhnya.
Harapan pun disampaikan Darussalam. Ia berharap bisa diangkat sebagai PNS. Pasalnya, usianya sudah tidak muda lagi.
"Usia 54 tahun, mudah-mudahan ada perubahan, ada pengangkatan bagi saya dan teman-teman. Tapi, Allah yang menentukan, mudah-mudahan hari ini ada kepastian," ungkapnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blar! Pesawat Tempur TNI AU Jatuh di Malang
Redaktur : Tim Redaksi