jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Supriano menyebutkan, jumlah guru honorer yang masuk data pokok pendidikan harus diverifikasi dan validasi (verval) lagi. Pasalnya, hasil temuan Kemendikbud, banyak guru honorer yang namanya ada di data tetapi orangnya tidak ada.
"Jadi namanya ada, begitu dicek ke sekolahnya orangnya enggak ada. Nah ini yang membuat Kemendikbud terus memperbaiki data guru ini," kata Supriano di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (17/10).
BACA JUGA: 3 Syarat Guru Honorer dapat Gaji Minimal Setara UMR atau PNS IIIA
Supriano mencontohkan, sesuai dapodik Desember 2017, jumlah guru honorer 735.825 orang. Namun, setelah verval terdapat 32 ribu tidak ada orangnya. Kemungkinan orangnya ini sudah meninggal, pindah tugas atau alih profesi.
"Kami sudah keluarkan 32 ribu itu dari dapodik. Namun, 14 bulan kemudian, jumlah guru di dapodik bertambah 41 ribu. Jadi kami keluarkan 32 ribu orang, eh malah masuk 41 ribu," keluh Supriano.
BACA JUGA: Gaji Guru Honorer Berdasar Masa Kerja, Semoga Bu Ani Setuju
Seandainya kepala sekolah tertib dalam merekrut orang, jumlah guru tidak akan terus membengkak. Semakin banyak merekut guru honorer baru, proses penyesaiannya juga makin panjang dan rumit.
"Kami mohon para kepala sekolah jangan menambah guru honorer baru. Kalau tidak dikunci datanya, bagaimana bisa selesai masalah guru honorer ini?" tandasnya. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Tolong Pak Menteri, Jangan Hanya Guru Honorer yang Diperhatikan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad