Data Pelanggan IndiHome Diduga Bocor, Kemenkominfo Panggil Manajemen Telkom

Minggu, 21 Agustus 2022 – 19:15 WIB
Logo Indihome. Foto: Antaranews

jpnn.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan segera memanggil menajemen Telkom untuk dimintai keterangan soal insiden data pelanggan yang bocor.

Menurut dia pemanggilan itu untuk memberikan informasi dan menindaklanjuti laporan ini.

BACA JUGA: IndiHome Kembali Gelar Blog Competition 2022, Hadiahnya Wow!

"Kami akan segera mengeluarkan rekomendasi teknis untuk peningkatan pelaksanaan pelindungan data pribadi Telkom, dan di saat bersamaan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangan resmi, Minggu (21/8).

Selain itu, kata dia, pihaknya sedang mendalami dugaan data pelanggan IndiHome bocor dan masuk ke situs gelap.

BACA JUGA: Utamakan Kepuasan Pelanggan, Indihome Lakukan Inovasi Ini

"Kami sedang melakukan pendalaman terhadap dugaan insiden tersebut," tutur Semuel.

Hingga saat ini, Semuel mengatakan perwakilan grup Telkom dan IndiHome belum memberikan keterangan soal dugaan kebocoran data tersebut.

BACA JUGA: IndiHome Hadirkan Series Musikal Anak ‘Murid Terbaik’ di Channel IndiKids, Catat Tanggalnya!

Beredar informasi di dunia diduga data histori browsing pengguna layanan internet IndiHome bocor dan diunggah ke situs gelap.

Data yang bocor berjumlah 26.730.798, berukuran 5GB. Data tersebut diperoleh pada Agustus 2022.

Data yang terekspose berupa histori berselancar di internet seperti tanggal, kata kunci, domain, platform, browser, dan tautan URL.

Selain itu, informasi pengguna berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), email, nomor ponsel dan jenis kelamin juga bocor.

Dihubungi terpisah, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya melihat kasus kebocoran data pengguna IndiHome kemungkinan benar.

Dia menduga kebocoran ini berasal dari server penyedia layanan.

Alfons menekankan data histori browsing berbahaya bagi pengguna karena orang yang memahami big data bisa menggunakannya untuk melihat dan memahami (profiling) kebiasaan pengguna.

Data-data tersebut juga berbahaya jika jatuh ke tangan penjahat siber, karena mereka mengamati kebiasaan pengguna kemudian merancang aktivitas phishing untuk menipu korban. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IndiHome Ajak Masyarakat Unjuk Bakat Seni Budaya Lewat Indonesia Keren


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler