Ketika aplikasi kesehatan dan kebugaran online meraih popularitas di Australia, para pakar privasi menyampaikan kekhawatiran mereka atas sejumlah perusahaan yang mengambil untung dari informasi medis pribadi.

Ada ribuan perangkat dan aplikasi online bertema kesehatan serta kebugaran di pasaran, tetapi tak selalu jelas apakah data pengguna dijaga kerahasiaannya.

BACA JUGA: Aksi Warga Australia di Sejumlah Konsulat Indonesia Berlangsung Damai

Aplikasi kesehatan melacak kebiasaan berolahraga, diet, berat badan, suasana hati dan bahkan aktivitas seksual seseorang.


Pakar privasi khawatir bahwa perusahaan bisa mengambil untung dari informasi pribadi yang diunggah di aplikasi serta perangkat lunak bertema kesehatan dan kebugaran. (Foto: iStockPhoto/alexey_boldin)

BACA JUGA: Melbourne Akan Bangun Lima Stasiun Kereta Baru

 

David Vaile, dari Komunitas Hukum dan Kebijakan Dunia Maya di Universitas New South Wales, mengaku skeptis terhadap aplikasi dan perangkay kesehatan yang baru.

BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia di Australia Tetap Tenang

David menjelaskan aplikasi kesehatan elektronik sebagai tambang emas bagi perusahaan tak bermoral yang menjual informasi pengguna kepada pihak ketiga.

"Mereka berhadapan dengan informasi yang paling sensitif - data kesehatan dan data yang berasal dari tubuh Anda. Ini tidak dioperasikan oleh dokter ... model bisnis ini mengambil keuntungan dari informasi pribadi." Utaranya.

David mengatakan, banyak aplikasi dan perangkat online yang tidak tercakup oleh Undang-Undang Privasi Australia, karena kebanyakan dimiliki seseorang dan dirancang di luar negeri.

"Mereka biasanya tak akan mengungkapkan siapa, di mana atau untuk apa aplikasi itu digunakan. Ini berasal dari luar negeri, ini keluar dari yurisdiksi Australia," kemukanya.

Informasi dikumpulkan dan dijual ke perusahaan data

Profesor Deborah Lupton, yang mengamati data besar dan melakukan penelitian kesehatan di Universitas Canberra, memiliki kekhawatiran yang sama akan masalah privasi dalam inovasi kesehatan baru.

"Masalah besar yang saya pikir setiap konsumen perlu perhatikan adalah apa yang terjadi pada data pribadi mereka. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak, misalnya, perusahaan asuransi menggunakan informasi pribadi klien yang didapat dari interaksi media sosial dan dari penggunaan aplikasi serta perangkat lunak yang dipakai,” urainya.

Ia mengatakan, informasi itu dijual kepada perusahaan data untuk membangun profil seorang konsumen.

Nicole Lewis adalah seorang pelari dari Newcastle di New South Wales.

Setiap aktivitas lari yang ia lakukan terlacak oleh jam kebugaran yang ia pakai dan aplikasi yang ia gunakan untuk terhubung dengan para pelari lain di seluruh dunia.

Nicole memakai jam tangan yang dibuat oleh sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Swiss.

"Saya mulai lari sejak 12 bulan terakhir dan mengukur jarak serta waktu dan kecepatan, hal semacam itu," katanya.

Nicole tidak khawatir tentang bagaimana data pribadinya disimpan.

"Secara pribadi saya pikir itu baik-baik saja, saya tak berpikir ada yang perlu dikhawatirkan," sebutnya.

Presiden Industri Perangkat Lunak Medis Australia, Emma Hossack, mengatakan, ia tak percaya perusahaan menipu konsumen untuk menambang data mereka.

Emma mengutarakan, konsumen Australia kini lebih cerdas untuk masalah privasi.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selebriti Australia Desak PM Tony Abbott Lebih Tegas ke Indonesia

Berita Terkait