Data Riset Analitika: Approval Rating 81,7%, Jokowi Pengaruhi Pilihan dalam Pilpres

Selasa, 30 Januari 2024 – 05:33 WIB
Hasil survei Data Riset Analitika menunjukkan 81,7 persen publik merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Indikasi bahwa Jokowi berpihak dalam Pilpres semakin terang-terangan, setelah pernyataan bahwa menurut aturan yang ada presiden berhak untuk melakukan kampanye terhadap salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Jauh sebelumnya, Jokowi pernah mengatakan bakal cawe-cawe dalam Pilpres kali ini.

BACA JUGA: KPU, Anwar Usman, Jokowi, hingga Pratikno Diperkarakan Gegara Gibran

Alasan yang dikemukakan, bahwa turut campurnya Jokowi pada gelaran pemilu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara.

Jokowi tak segan-segan memberikan endorsement kepada tokoh-tokoh yang bakal berlaga.

BACA JUGA: Jokowi Apresiasi Sinergi PNM & Holding UMi untuk Ekosistem Keluarga Prasejahtera

Dukungan Jokowi mengerucut kepada dua sosok capres, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Seiring perpecahan dengan PDIP, Jokowi praktis kini mendukung Prabowo.

Arah dukungan yang diberikan Jokowi dilatari oleh tekad untuk menjaga keberlanjutan program setelah selesai menjabat pada Oktober mendatang.

BACA JUGA: Pakar Sebut PSI Sudah Jadi Partai Jokowi Sejak Lama

Sebelumnya sejumlah pihak mendorong dilakukannya amandemen agar Jokowi bisa maju kembali hingga tiga periode.

Keberlanjutan program menjadi konsekuensi logis dari tingginya approval rating atau tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.

Hasil survei Data Riset Analitika menunjukkan 81,7 persen publik merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

Dari yang menyatakan puas, di antaranya sebanyak 9,3 persen bahkan merasa sangat puas dipimpin oleh Jokowi.

Hanya 14,5 persen yang menyatakan tidak puas, termasuk 2,3 persen yang merasa tidak puas sama sekali, dan sisanya 3,8 persen tidak tahu/tidak jawab.

Tingginya tingkat kepuasan memperlihatkan aspirasi publik yang lebih mendukung wacana keberlanjutan. Publik cenderung akan memilih pasangan capres-cawapres yang dinilai paling mampu melanjutkan program-program Jokowi.

Keberpihakan Jokowi berpotensi mempengaruhi keputusan publik dalam memilih pasangan calon tersebut. Bahkan meskipun akhirnya Jokowi tidak terang-terangan mendukung, publik bisa menangkap pesan yang disampaikan secara tersirat.

“Tingginya approval rating yang mencapai 81,7 persen membuat sikap keberpihakan Jokowi dapat memengaruhi pilihan dalam Pilpres,” ungkap Direktur Eksekutif Data Riset Analitika Nana Kardina di Jakarta pada Selasa (30/1).

Menurut Nana, keberpihakan dari presiden atau pejabat publik atau bahkan ikut dalam kampanye semestinya bukan hal yang patut dipersoalkan. “Selama tidak dilarang oleh regulasi, hak politik setiap individu itu bisa digunakan maupun tidak,” tandas Nana.

Para pejabat publik baik eksekutif maupun legislatif yang dipilih secara langsung oleh rakyat lahir dari proses-proses politik. Selain itu ada pula jabatan yang tidak dipilih, hanya ditunjuk seperti menteri, juga diisi oleh para politisi.

“Lain halnya dengan posisi-posisi dalam birokrasi, mencakup PNS/ASN dan TNI/Polri ataupun jabatan-jabatan kenegaraan lain, yang memang dilarang untuk terlibat dalam politik praktis, sehingga diharuskan bersikap netral dalam pemilu,” tegas Nana.

Walaupun dalam praktiknya jajaran birokrasi kerap kali dan tidak bisa lepas sepenuhnya dari politik, tetapi ada aturan yang jelas untuk membatasinya. “Yang harus dipastikan para pejabat publik tersebut tidak menggunakan fasilitas negara untuk kampanye,” lanjut Nana.

Publik bisa turut mengawasi potensi pelanggaran dalam netralitas pejabat maupun adanya penyalahgunaan wewenang. Bawaslu dan pihak-pihak terkait yang berhak memeriksa dan menindak jika ditemukan bukti-buktinya secara hukum.

“Keberpihakan Jokowi adalah sikap politik, sementara pilihan publik akan sepenuhnya ditentukan di dalam bilik suara,” pungkas Nana. Pemilu pada 14 Februari 2024 bakal menentukan keberlanjutan program Jokowi hingga lima tahun mendatang.

Survei Data Riset Analitika dilakukan pada 20-25 Januari 2024, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili 38 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (dil/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler