jpnn.com, BEIJING - Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok menyebut, jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona di negara tersebut hingga Senin (3/2) tercatat 425 orang. Atau bertambah sebanyak 64 orang dari satu hari sebelumnya.
Tambahan jumlah korban jiwa itu semuanya berasal dari Provinsi Hubei, pusat wabah virus. Sebanyak 46 orang meninggal di Ibu Kota Provinsi Hubei, Wuhan.
BACA JUGA: Ratusan Warga Natuna Mengungsi Lantaran Daerahnya jadi Tempat Karantina WNI
Di seluruh China pada Senin, ada 3.235 orang lagi yang dipastikan terinfeksi sehingga jumlah total pengidap virus sejauh ini mencapai 20.438 orang.
Tim pakar internasional yang dipimpin Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemungkinan berangkat ke China pekan ini untuk menyelidiki wabah virus corona, kata juru bicara WHO, Senin (3/2).
BACA JUGA: Lihat, WNI yang Dikarantina di Natuna Titip Pesan Buat Jokowi
Rencana kunjungan itu merupakan kesepakatan antara kepala WHO dan Presiden China Xi Jinping dan mungkin akan termasuk para pakar dari Amerika Serikat, kata juru bicara.
Secara terpisah, seorang pejabat kesehatan AS mengatakan kepada Reuters di Jenewa bahwa para pakar medis Amerika kemungkinan ikut dalam misi teknis pimpinan WHO itu. Namun, pembicaraan soal rencana tersebut masih berlangsung.
BACA JUGA: Berita Duka, Abu Bakar Meninggal Dunia secara Mengenaskan
China pada Senin menuding Amerika Serikat membangkitkan kepanikan soal virus corona, yang menyebar cepat, dengan menerapkan larangan perjalanan dan melakukan evakuasi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu saat kembali dari Beijing bahwa misi internasional itu akan terdiri dari para pejabat WHO serta kemungkinan sejumlah pakar.
Ketika ditanya soal Menteri Kesehatan AS Alex Azar yang secara terbuka meminta agar para pejabat AS dimasukkan dalam misi pimpinan WHO itu, Tedros mengatakan negara-negara harus membuat "pengaturan secara bilateral".
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic, ketika menanggapi pertanyaan Reuters pada Senin, mengatakan, "Misi berbagai bidang yang beranggotakan pakar internasional itu akan berangkat ke China, kemungkinan pekan ini. Baik China maupun WHO sudah setuju soal misi ini.
"Misi tersebut merupakan misi teknis internasional yang dipimpin oleh WHO. Dengan demikian, CDC kemungkinan akan menjadi bagian dari misi itu," katanya, mengacu CDC pada Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat.
WHO, yang merupakan sebuah badan di bawah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan memberikan informasi lebih lanjut soal susunan anggota misi serta kepakaran teknis, kata Jasarevic.
Para pakar yang akan dikirimkan memiliki berbagai spesialisasi, termasuk epidemologi, laboratorium, riset dan pengembangan.
Mereka akan bekerja bersama mitra-mitra mereka dalam, "meningkatkan pemahaman soal wabah tersebut guna memandu upaya penanganan global." (Reuters/antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo