Datang Rapat Pakai Burka, Ternyata Punya Agenda Intoleran

Jumat, 18 Agustus 2017 – 06:15 WIB
Aksi Pauline Hanson. (AAP via Daily Mail)

jpnn.com, CANBERRA - Senat Australia dibuat heboh aksi salah seorang anggotanya, Senator Pauline Hanson. Bagaimana tidak, pemimpin partai sayap kanan One Nation itu masuk ke ruang rapat mengenakan burka.

Awalnya tidak ada yang tahu kalau yang masuk adalah Hanson. Maklum, seluruh bagian tubuhnya tertutup pakaian yang biasa dikenakan sebagian wanita muslim tersebut.

BACA JUGA: Mau Merusak Indonesia dengan Intoleransi? Simak Nih Pesan Panglima TNI

Para anggota senat hanya memalingkan kepala melihat dengan takjub ke arah sosok yang menutupi dirinya tersebut. Tapi tak lama karena kemudian Hanson membuka burkanya dan mulai berorasi.

Tentu saja Hanson tidak bermaksud mengampanyekan burka dengan aksinya itu. Dia justru sedang mendorong agenda intoleran partainya, melarang penggunaan burka di Australia.

BACA JUGA: Jenderal Gatot Tuding Ada Pihak Menebar Isu Intoleran

Pemimpin senat sekaligus Hakim Agung Australia, George Brandis langsung mengutuk aksi Hanson tersebut. Brandis menasihati dan memperingatkan Hanson untuk tidak melakukan pelanggaran terhadap kelompok agama lain.

Pernyataan Brandis itu pun langsung mendapatkan standing applause dari anggota partai-partai lain yang berseberangan dengan Hanson.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Victor Laiskodat Sebaiknya Klarifikasi Saja

Dalam pidato emosionalnya Brandis mengatakan kalau aksi Hanson berisiko memicu kemarahan lebih dari 500 ribu warga Australia yang memeluk agama Islam.

”Aksi Anda itu mengolok-olok komunitas. Adalah tindakan mengerikan karena Anda sudah mengejek pakaian religius mereka. Saya akan meminta Anda merenungkan apa yang telah Anda lakukan,” sambungnya.

Ditambahkan Brandis, ”Tidak Senator Hanson, kami tidak akan melarang penggunaan burka.”

Dalam pernyataannya secara online, Hanson mengatakan kalau mereka harus melarang penggunakan burka yang menutup seluruh bagian tubuh. Karena itu adalah isu penting yang dihadapi Australia modern.

Hanson berulang kali mendulang kontroversi sejak terpilih sebagai anggota parlemen pada 1996. Pada 2016 dia menyebutkan kalau Australia sudah diserbu oleh Muslim.

Dan dua bulan kemudian dia dituntut untuk melakukan permohonan maaf terbuka setelah mengatakan kalau siswa autis haris diusir dari sekolah. (tia/CNN/The guardian/BBC/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Perlu Ada Pertemuan Jilid II SBY-Jokowi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler