Seorang pria dari Brisbane menghabiskan 18 bulan mengumpulkan dan merangkai ribuan baterai yang telah dibuang untuk membuat sistem penyimpanan energi untuk rumah seperti Powerwall dari Tesla. Ia melakukannya karena merasa bosan.
"[Saya butuh sesuatu] supaya ide keluar dari kepala saya pindah ke atas meja," kata Pete Matthews kepada ABC .
BACA JUGA: Orang Asia di Australia Suka Beli Daging Ayam Petelur
Juru reparasi komputer yang belajar secara otodidak itu kini menggunakan penemuan di pekarangan belakangnya untuk menjalankan peralatan listrik di rumahnya, kecuali pemanas air, penyejuk udara, dan kompor yang masih tersambung dengan sistem listrik.
Ia mengatakan penemuannya bisa menyimpan 40kwh, atau 2,8 kali kapasitas produk terbaru dari Tesla Powerwall 2 yang 14kwh.
BACA JUGA: Tuntutan Penjara Seumur Hidup Untuk Pengebom Gereja Samarinda
"Tagihan listrik saya turun dari sekitar 1.700 dollar menjadi sekitar 400 dollar, jadi penghematan yang signifikan," kata ia.
Mathews mengatakan sistemnya menghabiskan biaya 10.000 dollar dan dibuat dari 4.480 baterai lithium-ion jenis 18650, baterai generik yang biasa dipakai untuk laptop dan peralatan listrik yang bisa diisi ulang.
BACA JUGA: ELL: Idiom dengan Kata Bunga Mawar
Baterai yang dijual per kilo oleh perusahaan daur ulang, sekitar 8 sen (Rp 80) per biji, sementara komponen lainnya ia beli lewat eBay.
"Kamu beli barang bekas dari internet, solder, dan jadi," kata ia. Skip YouTube Video
FireFox NVDA users - To access the following content, press 'M' to enter the iFrame. YOUTUBE: powerwell 'Figur sentral skena penyimpanan energi buatan sendiri'
Situs sains dan teknologi dari Amerika Serikat Motherboard belum lama ini menyebut Matthews sebagai "salah satu figur paling sentral pada skena penyimpanan energi buatan sendiri".
Skena ini adalah dimana para pehobi rumahan dari seluruh dunia berbagi ide dan pengalaman mereka memulung baterai dan merangcang sistem penyimpanan energi untuk rumah dan bahkan mobil.
"Ada komunitas yang baru naik ke permukaan tentang forum penyimpanan energi buatan sendiri dan grup Facebook. Kami mengglobal, dari negara dunia ketiga sampai negara maju," kata ia.
"Para pria dari gudangnya, ruang bawah tanah, dari pergola di belakang rumah, semua melakukan proyek ini, semua mencari kesenangan, semua belajar bersama, semua berkembang sebagai suatu komunitas. Siapa saja bisa melakukan ini."
Matthews mengatakan ia menggunakan montir listrik berlisensi untuk memastikan sistemnya aman dan sesuai aturan.
Menurutnya proyek ini telah menunjukkan potensi besar untuk kebutuhan energi di negara dunia ketiga, dimana keamanan pasokan listrik tidak bisa diandalkan, komponen daur ulang tersedia dan kebutuhan untuk energi bersih sangat besar.
Tapi Matthews mengatakan gambaran yang lebih besar tentang energi global tidak muncul padanya saat membangun proyeknya.
"Saya tidak pernah sekalipun mempertimbangkan soal lingkungan," kata ia.
Matthews berhati-hati bila dibandingkan dengan produk Tesla.
"Secara realistis, punya saya tidak akan bertahan selama Powerwall dari Tesla," kata ia.
"Saya memakai sel daur ulang, yang mana pernah terlalu panas, pernah diisi terlalu lama, terlalu kurang diisi.
"[Mereka pernah] diperlakukan sembarangan sebelum saya mendapatkannya."
Tapi ia menyebut proyeknya sangat mudah untuk dilakukan. "Jika kamu bisa memegang solder dan membaca buku resep, saya yakin kamu sanggup melakukan ini."
Diterjemahkan pukul 16:35 AEST 1/9/2017 oleh Alfred Ginting dan simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Papua Nugini Hentikan Kontrak Kerja Pembalakan Kayu Ilegal