jpnn.com, JAKARTA - Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri (Hublu) DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyebutkan berbagai dampak nyata penjajahan model baru.
Bukti nyata itu menurutnya seperti perang, ketidaksetaraan, kelaparan, rendahnya pendidikan, pengangguran, degradasi lingkungan, dan kemiskinan.
BACA JUGA: Ada Partai Lain Bakal Mendukung Ganjar, Begini Bocoran dari Hasto PDIP
Dia mengatakan itu saat hadir secara daring dalam acara Inter-Party Forum of Supporters against Modern Neocolonialism Practices yang diselenggarakan Partai Rusia Bersatu atau United Russia pada 31 Mei 2023.
"Penderitaan ini jauh melampaui batas negara, lintas agama, lintas suku bangsa, ras, dan batas geografis," kata Dave dalam keterangan persnya, Senin (5/6).
BACA JUGA: LaNyalla Dukung Gagasan Menteri Nadiem soal Marketplace Guru dengan Catatan Ini
Anggota DPR RI itu menyampaikan bentuk neokolonialsme memang membuat negara tertentu bisa independen dan mendapat pengakuan internasional.
Namun, katanya, negara yang bersangkutan tetap didikte pihak asing ketika menjalankan kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial-budaya, serta ilmu pengetahuan, dan teknologi.
BACA JUGA: Sahroni Senang Formula E 2023 Sukses Besar
Dia bahkan menyebut negara yang didikte itu tidak merasakan ketika sedang dijajah, tetapi mulai terasa ketika sudah berlangsung lama.
"Selama negara masih terikat dengan negara penjajah, maka segala hal yang dilakukan bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk kepentingan negara penjajah," ujar ketua umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 itu.
Dave Laksono juga mengatakan neokolonialisme pada dasarnya dilahirkan dari rahim kapitalisme dan imperialisme modern.
Menurutnya, dampak neokolonialisme dalam jangka panjang sama mengerikan. Jutaan rakyat di dunia, terutama di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin, bisa mengalami kelaparan hingga kemiskinan.
"Oleh karena itu, saya berharap suara untuk membentuk tatanan dunia baru yang berperikemanusiaan dan berperikeadilan yang bisa dikatakan telah diinisiasi oleh bangsa-bangsa baru dan muda dapat mengubah dunia dari kekejaman penjajahan gaya baru ini," kata dia. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan