jpnn.com - JAKARTA – Daya beli (purchasing power) masyarakat belum siuman seperti tahun lalu. Ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi (PE) nasional diprediksi tetap sulit menyentuh angka 5 persen pada triwulan II Tahun 2015. Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartarti, selain daya beli masyarakat masih rendah, pertumbuhan industri ikut terpukul.
"Banyak perusahaan tidak bertambah produksinya. Artinya akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Ini juga berarti ekonomi stagnan," kata Enny, dalam diskusi 'Pembahasan RUU Jaring Pangaman Sistem Keuangan', di pressroom DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/8).
BACA JUGA: Izin Operasional Dua Maskapai ini Terancam Dicabut
Menurut Enny, data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juli 2015 menunjukkan inflasi bahan makanan dan transportasi cukup tinggi, yakni 2,02 persen. Hal itu menandakan pertumbuhan hanya mengandalkan konsumsi, bukan dari kegiatan ekspor. "Kalangan pengusaha sendiri malah sudah terganggu dengan kondisi ekonomi sekarang ini," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebenarnya, momen Idul Fitri bisa dijadikan pemerintah untuk mendorong PE. Anehnya, situasi Lebaran itu justru tak dimanfaatkan pemerintah. "Kita tak bisa salahkan orang mudik dong, mestinya arus mudik bisa digunakan untuk menggerakkan ekonomi daerah," terang Enny.
BACA JUGA: Ekonomi Jeblok, Fahri Minta Pejabat tak Lagi Hibur Rakyat
Menyinggung soal kondisi rupiah yang ikut memberi efek negatif terhadap PE, menurut Enny, mestinya Bank Indonesia tidak perlu bersusah payah melakukan operasi pasar guna menekan dolar. Karena yang banyak membutuhkan dolar adalah BUMN.
"Sesungguhnya yang butuh dolar Amerika Serikat itu BUMN-BUMN untuk transaksi impor mereka. Disuplai saja BUMN itu dengan dolar Amerika Serikat dari Bank Indonesia. Langkah ini lebih konkret. Sayangnya selama ini tidak pernah dilakukan pemerintah,"pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Puji Go-Jek di Depan Nadiem Makarim
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rini Minta BUMN Farmasi Bikin Pabrik Bahan Baku Obat
Redaktur : Tim Redaksi