Daya Saing Pariwisata Indonesia Melejit

Minggu, 17 Mei 2015 – 20:08 WIB
Daya Saing Pariwisata Indonesia Melejit. Foto JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com JAKARTA – Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didin Junaedi optimistis, sektor pariwisata benar-benar akan menjadi andalan pengungkit ekonomi yang handal. Sejak akhir 2014, ada perubahan besar dalam pola promosi pariwisata, dan dampaknya sudah terasa saat ini.

“Dulu longhoul terus, sekarang focus menggenjot pasar Asia. Saat ini mulai terasa gelombangnya,” kata Didin Junaedi.

BACA JUGA: Menteri ESDM: Pertamina Umumkan Kenaikan Nonsubsidi, Pemerintah yang Subsidi

Turis originasi Asia, terutama Tiongkok mulai naik, dan trennya terus meningkat.

“Lalu kebijakan menambah 30 negara bebas visa, menjadi total 45 negara yang tidak perlu lagi mengurus visa masuk, itu langkah yang spektakuler. Itu tanda-tanda daya saing pariwisata Indonesia akan semakin meroket. Mudah akses regulasinya, memudahkan orang untuk dengan perencanaan pendek terbang ke Indonesia,” kata pria yang sudah usianya berkepala tujuh, tetapi masih trengginas ini.

BACA JUGA: Nasib Petral Terkatung-katung, Menteri ESDM Sebut Akibat Ketidaktegasan SBY

Satu hal lagi yang Didin amati, yakni koordinasi lintas sektoral-nya di cabinet Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla ini mulai connect. Baik infrastruktur fisik dengan Kementerian Pekerjaan Umum, perhubungan dengan Kemenhub, dan pemerintah daerah semakin terasa ritmenya.

BACA JUGA: Soal Kilang Baru Pertamina, Menteri ESDM: Tergantung Logika Pemimpinnya

“Komunikasi cross border itu pasti akan menemukan banyak solusi bagi industri pariwisata,” ungkap Didin.

Target 12 juta pengunjung ke Indonesia, lanjut Didin, tidak perlu dikhawatirkan. Dia semakin yakin dengan visi Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang detail dan presisi dalam memilih jalur promosi. Sehingga, saat triwulan I tahun 2015, ketika ekonomi Indonesia sedang melemah oleh tekanan USD, sector pariwisata justru naik. Jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia juga naik 3,51 persen.

“Saya yakin ini soal ketepatan pilihan berpromosi,” tutur Didin.

Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kosmian Pudjiadi membenarkan bahwa kuartal pertama tahun 2015 ini angka wisatawan mancanegara meningkat. Dan, yang berasal dari Tiongkok bertambah jauh lebih banyak.

“Mereka itu datang dengan group atau rombongan. Saya kira sama dengan model wisatawan kita jika ke luar negeri, masih hati-hati membelanjakan uangnya. Istilahnya, minibar di hotel saja tidak dibeli. Lalu masa tinggalnya juga tidak lama, total 5-6 hari saja. Dua hari bisa di Ubud, dua hari di Kuta, dua hari ke mana lagi? Mereka diatur oleh tour operatornya,” kata Kosmian Pudjiadi.

Turis Tiongkok, lanjut dia, memang masih “budget” yang bergerak ke Indonesia. Tetapi, ketika mereka menikmati keindahan dan eksotisme negeri ini, bisa menjadi bahan perbincangan di Tiongkok. Bisa menjadi trending topic dalam memilih destinasi di kemudian hari.

Paling tidak Indonesia sudah mulai masuk dalam listing dan perbincangan kelompok menengah China yang jumlahnya makin besar. Semakin detail mengeksplorasi Indonesia, semakin berpotensi untuk mendangkap “ikan kakap”nya pula.

Sebenarnya, lanjut Kosmian, jika tidak sempat ada larangan rapat di hotel beberapa waktu lalu, angka wisatawan domestik akan meningkat. Tetapi, untung segera ada juklak dan juknisnya.

“Terus terang, itu sangat berdampak pada pengusaha hotel dan restoran di tanah air,” jelas dia.

Dia juga cukup surprise dengan peningkatan indeks competitiveness Indonesia 2015 oleh World Economic Forum (WEF), yang diukur setiap dua tahun sekali. Indonesia naik dari peringkat 70 ke nomor 50. Menguat 20 poin itu kabar yang cukup memberi harapan. Tetangga Singapore malah turun, dari papan 10 dunia ke 11, dari 141 negara. Malaysia juga membaik dari peringkat 35 ke 25, melompat 10 poin.

"Langkah Kemenpar cukup tepat untuk mempromosikan destinasi ke pasar yang kuat," katanya.

Diakui atau tidak, kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi layak diapreaiasi. Belum genap 1 tahun, telah menunjukkan komitmen dan pencapaian yang menakjubkan yaitu kenaikan 20 peringkat pada daya  saing pariwisata. Apalagi jika komitmen ini ditindak lanjuti di lapangan dengan lebih cepat. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadapi MEA, Kemenhub Bakal Latih Para Buruh Pelabuhan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler