Debat Cawapres, Rahmat: Adu Kecerdasan dan Argumen, Santun Beretika

Senin, 18 Maret 2019 – 20:24 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Pengusaha Berkarya (PBPB) Rahmat SH. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Debat cawapres yang berlangsung Minggu (17/3) malam dinilai banyak kalangan cukup adem, taka da aksi saling memojokkan. Begitu juga penilaian Politikus Partai Berkarya Rahmat SH, yang menyebut debat cawapres Minggu malam jauh dari kesan ngotot dan panas. Minim debat.

"Kalau saya lihat, keduanya bisa dengan lugas memaparkan program-program mereka soal pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan budaya," kata Rahmat dalam pernyataan resminya, Senin (18/3).

BACA JUGA: Priyo Eks Golkar Sebut Sandi Unggul 4-1 di Debat Lawan Kiai Maruf

Dia menilai, debat semalam berjalan dengan baik, hormat, santun dan beretika, tanpa perlu merujuk maupun menyinggung berbagai kasus hukum yang belum inkracht van gewijze (berkekuatan hukum tetap final yang mengikat). Menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah.

"Hal ini justru semakin memperkokoh hubungan Ukhuwah Islamiyah di antara kedua Cawapres. Mereka saling menghormati, walaupun harus saling adu kecerdasan dan argumen tentang visi misi dan program kerja," sebut pria yang juga Ketua Umum PB Pengusaha Berkarya itu.

BACA JUGA: Titiek Soeharto: Pendidikan, Kunci Menuju Kemandirian Bangsa

Menurut pria berdarah Minang itu, debat cawapres adalah adu kesantunan tanpa serangan sindiran. Bahkan, dia melihat dalam debat, Sandiaga Uno mengangkat tangannya ke hadapan para pendukungnya agar menahan diri saat pesaingnya KH Ma'ruf Amin tengah melontarkan gagasan infrastruktur langit.

BACA JUGA: Jubir Prabowo Tanggapi Kritik Kubu Jokowi Terkait OK OCE

BACA JUGA: Netizen Terpesona dengan Performa Maruf Amin dalam Debat Cawapres

"Saya melihat dengan jelas, bagaimana keduanya beradu dalam hal pengendalian diri. Agar masyarakat bisa melihat hubungan penuh damai dan kesantunan di antara mereka. Seolah-olah, menang atau kalah tidak menjadi pertaruhan utamanya, melainkan kesatuan dan persatuan umat Islam di bumi Indonesia," papar pria yang juga menjabat di kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pusat dan Laskar Merah Putih itu.

Dengan melihat kondisi debat kemarin malam, dia menilai, elektabilitas Sandi sudah pasti melesat dengan meraih kepercayaan golongan millenials, undecisive, dan swing voters yang tadinya masih ragu. Begitupun dengan elektabilitas Jokowi.

Dia menilai, elektabilitas Jokowi juga terdongkrak dengan performa Ma'ruf yang terlihat maksimal menjawab keraguan pendukungnya atas kemampuan verbalnya, walau ada momen sebentar baca contekan, di atas panggung.

"Mungkin Tuhan telah mengatur bahwa Indonesia tidak akan pernah kekurangan tokoh pemimpin dari umat mayoritas yang santun terhadap lawan politiknya. Semoga saja kemarin adalah sifat asli karakter mereka dan bukan pencitraan," tutupnya.

Di lain sisi, Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto menilai, Ma'ruf memiliki keunggulan karena mau mendengarkan. Saat Cawapres 02 Sandi menanyakan soal kebijakan tenaga asing misalnya, Ma'ruf mendengarkan dengan seksama.

"Sehingga pada saat Ma'ruf menjawab bisa mengena. Soal tenaga kerja asing misalnya, Ma'ruf menjelaskan Indonesia punya persentase terendah di dunia. Juga ditegaskan, bahwa kebijakannya ada unsur transfer of technology ketika TKA diterima, serta ruang lingkup TKA tidak di sektor yang berkaitan dengan usaha UMKM rakyat," papar politisi PDI P itu. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketum Ikatan Guru Komentari Debat Cawapres, Begini…


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler