jpnn.com, PEKANBARU - Proses pemilihan calon Ketua Umum (caketum) BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022-2025 terus berlangsung.
Menjelang Musyawarah Nasional (munas) HIPMI, ketiga caketum, yakni Bagas Adhadirgha, Akbar Himawan Buchari, dan Anggawira mulai adu argumentasi visi dan misi.
BACA JUGA: Dapat Nomor Urut 2, Caketum Bagas Adhadirgha Siap Bawa HIPMI jadi Lebih Baik
Argumentasi itu dilakukan di acara debat putaran pertama Caketum HIPMI di Pekanbaru, Riau, baru-baru ini.
Acara debat tersebut dihadiri oleh panelis tokoh intelektual Riau, seperti Dr H Saidul Amin, MA (Rektor Universitas Muhammadiyah Riau), Dr. Hj. Intsiawati Ayus, SH, MH (politikus daerah), Abdul Wahid (nggota DPR RI).
BACA JUGA: Maju Jadi Caketum HIPMI, Bagas Adhadirgha Gelar Syukuran
Bagas Adhadirgha, Caketum HIPMI nomor urut 2 pada pernyataan visi misinya lebih menitikberatkan perihal Indonesia yang akan dihadapkan pada permasalahan bonus demografi yang akan meledak pada 2030. Pada tahun itu, jumlah penduduk usia produktif akan mencapai angka 64%.
"Jika Indonesia tidak siap akan menjadi bencana demografi yang akan menyebabkan tingginya angka pengangguran intelektual," kata Bagas.
BACA JUGA: Jelang Munas XVIII Hipmi, Tiga Calon Ketum Temui Jokowi di Istana
Oleh sebab itu, kata Bagas, jika ingin Indonesia menjadi negara maju harus mengupayakan bertambahnya jumlah pengusaha hingga ideal di atas 10%.
"Melalui HIPMI, saya akan menciptakan satu juta pengusaha baru selama tiga tahun ke depan," ujar Bagas optimistis.
Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah pengusaha terkini masih di kisaran angka 3,47% dari total populasi penduduk Indonesia.
Adapun cara-caranya secara kongkret dalam mencapai hal tersebut, Bagas menyampaikan secara lugas dalam sebuah konsep yang digadang sebagai 5C.
Konsep 5C tersebut, lanjut Bagas, yakni colaborate, coaching, conectivity, capital, dan Capital.
Senada dengan visi misi Akbar, yaitu dia ingin melahirkan pengusaha muda yang mandiri, modern, dan bermanfaat.
Akbar juga membawa misi berbenah untuk bisa menyiapkan sekretariat permanen untuk BPP HIPMI ke depan.
"Kami ingin meningkatkan kualitas sistem pengkaderan di HIPMI. Kami juga ingin membuka akses permodalan melalui Bank HIPMI," ujarnya.
Kemudian, lanjut Akbar, dirinya ingin menyempurnakan sistem IT yang telah digagas oleh Mardani Maming.
Caketum lainnya, Anggawira menyampaikan bahwa HIPMI harus tumbuh dan berkembang serta relevan menjawab segala perkembangan zaman yang ada.
"Tantangannya adalah tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri," tutur Anggawira.
Dia juga ingin HIPMI sebagai ekosistem tumbuh bersama pengusaha muda dan pemimpin Indonesia, dengan banyak program serta gagasan. Selain itu, penguatan pengkaderan dan kelembagaan.
Namun, paparan Akbar dan Anggawira terputus karena telah melewati batas waktu yang telah ditentukan penyelanggara.(jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh