Debat Pilgub Jatim: Seru! Emil Agresif, Puti Woles

Selasa, 10 April 2018 – 22:28 WIB
Puti Guntur Soekarno (berdiri) saat debat Pilgub Jatim. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Debat Pilgub Jatim di Dyandra Convention Center, Surabaya, Selasa (10/4) malam berlangsung seru. Dua kandidat, Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul - Puti Guntur Soekarno adu program dan gagasan.

Pengamat politik dari Universitas Airlangga, Novri Susan mengatakan, dari penampilan di debat terlihat jelas bagaimana posisi yang diambil dari masing-masing calon.

BACA JUGA: Debat Pilgub Jatim, Gus Ipul - Puti Beber Pengembangan Madin

Kandidat nomor urut satu, Khofifah - Emil, terlihat mengambil posisi agresif. Sementara Gus Ipul - Puti terlihat lebih tenang, santai dan tegar dalam mengurai problem sekaligus solusi bagi masyarakat.

"Terutama pada segmen debat cawagub, terlihat Emil sangat agresif, bahkan beberapa sesi sempat emosional saat Puti bertanya soal kondisi anak gagal tumbuh atau stunting di Kabupaten Trenggalek, di mana Emil menjadi Bupati,” ujarnya.

BACA JUGA: Puti Disambut Hangat di Pondok Pesantren Tremas Pacitan

Menurut batas toleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka anak gagal tumbuh atau stunting ditoleransi 20 persen dari jumlah balita. Sementara, di Trenggalek, angkanya mencapai 25 persen.

Novri mencatat, Emil setidaknya juga beberapa kali menyerang Puti Soekarno secara personal dengan mengatakan, bahwa Puti tidak paham dengan masalah gizi/kesehatan anak. Novri menganalisis, pilihan Emil yang agresif menyerang lawan dalam kacamata sosiologi politik bisa malah membuat publik Jatim tidak simpati. Ini karena publik Jatim dikenal sebagai publik santun yang menginginkan pemimpin rendah hati dengan karya yang nyata.

BACA JUGA: Relawan Jokowi: Gus Ipul - Puti Sejalan dengan Nawacita

”Nah kredibilitas komunikator politik, dalam hal ini kandidat, akan sangat berpengaruh dalam upaya mendapatkan dukungan khalayak. Sikap yang agresif, merendahkan orang lain, tentu menghasilkan dampak defisit bagi kandidat bersangkutan,” ujarnya.

Doktor sosiologi politik lulusan Doshisha University Jepang tersebut menambahkan, posisi Gus Ipul - Puti yang memilih memaparkan program dengan rendah hati dan menonjolkan kerja yang terukur selama menjadi pemimpin cukup tepat.

"Saya melihat Gus Ipul dan Puti lebih cenderung woles (santai) ya, lebih tenang karena lebih berpengalaman, dan mampu memaparkan bukti kerja terukur daripada memilih strategi retorika yang mengawang dan agresif,” pungkas Novri. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AHY Sampai Lempar Rompi saat Kampanye Khofifah - Emil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler