Debat Pilkada Solo: Gibran Bilang Begini Soal COVID-19

Sabtu, 07 November 2020 – 14:07 WIB
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakoso. Foto: Dok. KPU Solo

jpnn.com, JAKARTA - Calon Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pandemi COVID-19 sangat berdampak pada kesehatan dan persoalan ekonomi.

Oleh karena itu, Solo punya sejumlah tantangan besar. Yaitu, mengatasi dampak kesehatan sekaligus mengatasi persoalan ekonomi.

BACA JUGA: Pak Anies Umumkan Kabar Baik untuk Warga Ibu Kota, tetapi Jangan Terlena Ya

Selain itu, juga menjaga keberlangsungan Solo sebagai kota budaya.

Cawalkot yang berpasangan dengan Teguh Prakosa ini kemudian mengulas satu persatu permasalahan yang dimaksud pada debat publik tahap I Pilkada Solo yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Jumat (6/11).

BACA JUGA: Jelang Debat Pilwako Solo, Gibran Minta Wejangan dari Pak Ganjar

Untuk mengatasi pandemi, ia menyarankan pentingnya menjalankan 3 M, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. 

Kemudian, Solo menurutnya perlu mempersiapkan prosedur adaptasi kebiasaan baru.

BACA JUGA: Sudah Keterlaluan, 3 Anggota Polri Dipecat Secara tidak Hormat

"Kesehatan, perlu konsisten 3 M, adaptasi kebiasaan baru, peningkatan pelayanan puskesmas dan RSUD di Kota Solo. Kemudian, harus meningkatkan semangat gotong royong dan solidaritas warga melalui program tangga jogo tonggo dan kampung siaga Covid," ujar Gibran. 

Menghadapi dampak ekonomi, ia mempersiapkan skema restrukturasi kredit, kelonggaran pembayaran pajak daerah dan retribusi UMKM.

"Untuk membuka peluang, membuat kreatif hub untuk anak muda di Solo, UMKM di Solo bisa naik kelas. Jika warga sehat, ekonomi kuat," ucapnya.

Sementara itu terkait keberlangsungan Kota Solo, Gibran akan berupaya menjadikan Kota Solo sebagai kota budaya yang tangguh, modern, gesit dan sejahtera.

Paslon nomor urut 2 Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo) menyampaikan  visi 'Solo yang Satu'.

Yaitu, tercapainya sandang, pangan dan papan. Menurut Bagyo, Solo harus kembali menjaga adat timur. Antara lain, soal toleransi.

Untuk sandang , pasangan ini ingin memulai dengan menggunakan lurik dan batik sebagai pakaian adat Solo. 

Selain itu, menghidupkan ekonomi kerakyatan tradisional dan UMKM.

Pasangan ini juga ingin membangun rumah di bantaran sungai, khususnya bagi warga yang kurang mampu.

"Kami melihat di bantaran sungai daerah Semanggi masih banyak lahan yang dapat digunakan," kata Bagyo.

Debat pertama Pilkada Solo 2020 mengangkat thema "Mengembangkan Kota Solo sebagai Kota Budaya dalam Pembangunan Berkelanjutan yang Adil dan Merata di Era Digital". 

Materi debat antara lain persoalan daerah, pelayanan publik, penajaman visi misi, kebijakan dan strategi penanganan, pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Debat dibagi menjadi delapan segmen. Seluruh peserta, termasuk pemandu debat menerapkan protokol kesehatan dan mengenakan masker selama jalannya debat.

"Kemarin sudah disepakati debat tetap memakai masker. Jadi debatnya tetap memakai masker dan tidak dilepas," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo Nurul Sutarti.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler