DEBIT air Sungai Cisadane dan sungai lainnya di Kota Tangerang meningkat, Minggu (15/1). Selain karena curah hujan, peningkatan volume air itu karena kiriman dari hulu.
Meski terjadi peningkatan volume air tetapi kondisi belum mengkhawatirkan. Namun demikian, warga tetap diminta waspada. Kondisi debit air ini terjadi terutama di Pintu Air Sepuluh, Neglasari.
Wakil Walikota Tangerang Arief R Wismansyah langsung menggelar pemantauan, kemarin. Arief yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangerang Karsidi meninjau kesiapan petugas di pintu air Sungai Cisadane, sungai terbesar yang membelah Kota Tangerang dan beberapa daerah rawan banjir lainnya. Mereka memantau kondisi pintu air dan sekitarnya dari atap menara setinggi 10 meter.
Untuk diketahui, Pintu Air Sepuluh yang dikelola Balai Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Cisadane-Ciujung ini memiliki batas ketinggian air normal 12,5 meter. Pada musim kemarau September 2011 lalu, debit air mencapai 11,60 meter.
Kondisi debit air saat ini mencapai 12,60 meter. Pada 1981, saat banjir bandang melanda Kota Tangerang, ketinggian air di Pintu Air Sepuluh ini mencapai 14 meter, kendati seluruh pintunya sudah dibuka.
"Menurut petugas jaga pintu air, kenaikan debit karena curah hujan tinggi dan kiriman air dari Batu Belah Bogor," terang Arief.
Merujuk dari beberapa peristiwa banjir seperti daerah Pondok Arum dan Total Persada, kata Arief juga, curah hujan sangat tinggi mengakibatkan genangan air. Akan tetapi, genangan air tersebut langsung surut dalam beberapa jam kemudian.
Sementara itu, Karsidi mengatakan telah mengecek kondisi beberapa sungai, seperti Sungai Cirarab, Sabi, Angke dan Cisadane. "Mesin pompa satelit dengan daya 32.000 watt yang mampu menyedot air sebanyak 100 liter per detik sudah disiapkan di daerah rawan banjir," kata Karsidi juga. Hingga kini, air yang merendam Perumahan Total Persada sejak beberapa hari lalu belum surut.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, pada DPU Kota Tangerang Suparman Iskandar mengatakan, meskipun banjir di Perumahan Total Persada belum bisa ditangani penuh, setidaknya pemerintah akan terus berupaya mengurangi tingkat banjir yang terus terjadi di perumahan tersebut tiap musim hujan datang.
"Sulit kalau harus membebaskan perumahan ini sepenuhnya dari genangan air, sebab lokasinya yang lebih rendah dari kali. Tapi, kami berusaha mengurangi banjirnya, salah satunya dengan pompa air hingga 12 buah," terangnya.
Suparman menyatakan itu merupakan pompa solar dan pompa listrik yang memiliki daya listrik 32.000 watt, dengan sedot air 100 liter per detik di lokasi-lokasi pusat luapan air. "Pompa-pompa ini kami harapkan bisa mengurangi luapan air. Namun saat ini kami sedang membuat sodetan di aliran Sungai Sabi ke Sungai Ledug untuk pembuangannya," ucapnya.
Untuk diketahui, hujan besar yang mengguyur Kota Tangerang menyebabkan Kali Sabi meluap. Akibatnya, Perumahan Total Persada terendam hingga setinggi dengkul orang dewasa. Akibatnya, aktivitas warga pun terganggu. Air merendam 153 rumah yang dihuni 153 kepala keluarga (KK) yang ada di 8 RT di perumahan tersebut. (gin/pan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foke Jamin Tol Bandara Bebas Banjir
Redaktur : Tim Redaksi