Debit Air Naik, Sungai Serayu Waspada

Selasa, 03 Januari 2012 – 10:38 WIB

PURWOKERTO–Debit air Sungai Serayu yang membelah berbagai wilayah kabupaten di Jawa Tengah Bagian Selatan selama musim hujan akhir-akhir ini terus meningkat. Belakangan ini, bahkan sempat membuat debit air Sungai Serayu naik tiga meter dari ketinggian elevasi (ketinggian air diatas permukaan laut, red).    

“Saat ini Serayu sedang waspada banjir,” terang Kepala Seksi Pengendalian Balai Besar Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu-Citaduy, Arief Sugiarto saat dihubungi Radarmas (Group JPNN) kemarin.

Dia menjelaskan, kenaikan paling cepat terjadi pada Senin dini hari. elevasi ketinggian air pada tingkat normal adalah 14 meter diatas permukaan laut. Namun, sejak senin dini hari, elevasi air sudha naik secara drastis.

Awalnya, kata Arif, pada pukul 00.00 Senin dini hari, ketinggian air mencapai 15,89 meter, selanjutnya pada pukul 01.00 mencapai 15,90 meter. Sejam kemudian naik lagi menjadi 16,39 meter. Jam 3, air mencapai angka 16,48 meter.

"Pada pukul 04.00 dini hari air mencapai 16,90 meter. Jam lima 16.94 meter, jam 6 16,99. Nah jam 7 pagi ini sampai diangka 17,00 meter. Sedangkan jam 8 mencapai 17,70 meter. Saat jam 8 pagi kemarin, ada 4 rumah di Grumbul kaliwangi, Tambaknegara terendam," kata Arif.  

Puncak ketinggian air serayu, tandas dia, terjadi pada pukul 09.00. Yaitu mencapai 17,76 meter. Sedangkan pada pukul 10.00 air sudah mulai turun sampai
17,71 meter.

Dikatakan dia, masyarakat disekitar hilir Sungai Serayu diminta waspada. Sebab, saat ini, curah hujan sedang tinggi di bagian hulu. Upaya yang dilakukan PSDA serayu Citanduy sendiri adalah membuka 8 pintu air di Bendung Gerak Serayu. Meski demikian, untuk membuka pintu air itu tidak bisa serta merta langsung dilakukan. Sebab, itu bisa merusak bangunan-bangunan tepian Serayu di bagian hilir.

"Untuk menghindari banjir di Banyumas dan sekitarnya, delapan pintu air di Bendung Gerak Serayu sudah dibuka semua. Hanya dilakukan pelan-pelan," ucap dia.

Anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah, Eddy Wahono mengatakan, Serayu memasuki siklus banjir delapan tahunan. “Tahun ini, memang harus lebih waspada karena Serayu memasuki siklus delapan tahunan,” katanya.

Agar banjir bisa terpantau, tambah Arif, PSDA sudah memiliki pesawat koneksi HT untuk melakukan komunikasi di 10 titik. Diantaranya pemantauan di Bbungkanel, Kalisapi, Jambatan Pasar Banyumas, Sampang, Buntu, Sidareja dan lainnya. "Nomor pesawat HT di frekuensi 165,05," ucapnya.

Diakuinya, saat ini, PSDA Serayu Cintaduy sedang membutuhkan alat alarm yang dipasang di Bendung Gerak Serayu. Bila ada alarma, ketika air menyentuh diketinggian 18 meter, maka akan berbunyi."Ini yang kita butuhkan. Masih belum ada," ucapnya. 

Menurutnya, meningkatnya debit air Serayu karena semakin sedikitnya daerah resapan air di daerah hulu hingga hilir. Selain itu, penambangan pasir yang tidak terkendali membuat aliran air menjadi tidak lancar.

Selain kordinasi, kata dia, juga ada piket rutin dari Januari-Maret, Oktober-Desember. Jam piket mulai sejak pukul 14-22.00 WIB dan 22.00-07.00 pagi petugas. "Nanti, setiap jam akan ada laporan," katanya. (ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buruh PT Molax Kerasukan Massal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler