BOGOR-Ketinggian permukaan air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, kembali naik seiring hujan yang mengguyur Puncak pada Minggu, (10/3). Ketinggian air mencapai 50 centimeter dan memasuki siaga 4.
“Ketinggian air saat ini terus berangsur naik, karena di daerah puncak terjadi hujan. Dari awal, hanya 20 cm sekarang menjadi 50 cm,” ujar penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Menurutnya, kemungkinan ketinggian air akan terus naik, karena lokasi hulu masih hujan, untuk itu pihaknya terus memonitor ketinggian air. Saat ini, kata dia, debit air masih rendah hanya 35 meter kubik perdetik, karena ketinggian air masih bertahan di 50 cm.
Meski tidak ada peningkatan drastis. Pihaknya terus berkoordinasi dengan penjaga pintu di puncak, mulai dari Gunung mas, Taman safari, Cisarua, Cilember, Taman wisata Matahari dan Gadog. “Kita masih lakukan monitor, kemungkinan ada kenaikan, karena daerah hulu yang menjadi patokan kita,” kata Andi.
Sebelumnya, diprediksikan BMKG di wilayah Bogor untuk sementara berpeluang hujan. Kepala Stasiun Klimatologi, (BMKG) Dramaga, Nuryadi menjelaskan, peluang hujan diperkirakan terjadi hingga akhir Maret. Hal tersebut karena suhu permukaan Laut Jawa, sebagai pembuatan awan hujan masih tinggi.
“Suhu pemukaan Laut Jawa masih tinggi, mencapai 32 hingga 37 derajat Celsius, selama beberapa pekan ke depan. Sehingga pembentukan awan hujan masih cendrung terjadi,” katanya.
Dari data Klimatologi, Dramaga terjadi pergeseran curah hujan di wilayah Jabodetabek dalam tiga tahun terkhir. Dari jumlah akumulasi curah hujan pada 2010, jumlah akumulasi pada Februari mencapai 525 milimeter (mm), di Februari 2011, 510 mm dan di Februari 2012, mencapai 620 mm.
Nuryadi menjelaskan, musim penghujan seharusnya sudah berhenti pada akhir Februari, dan Maret akan masuk musim panas hingga Oktober mendatang. “Bergesernya siklus tersebut disebabkan banyak faktor, salah satunya badai El-Nino di sekitar Samudra Pasifik. Badai yang umumnya terjadi di perairan itu sangat mempengaruhi mundur-majunya waktu peralihan musim,” tandasnya.(bac/a)
“Ketinggian air saat ini terus berangsur naik, karena di daerah puncak terjadi hujan. Dari awal, hanya 20 cm sekarang menjadi 50 cm,” ujar penjaga Bendung Katulampa, Andi Sudirman kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Menurutnya, kemungkinan ketinggian air akan terus naik, karena lokasi hulu masih hujan, untuk itu pihaknya terus memonitor ketinggian air. Saat ini, kata dia, debit air masih rendah hanya 35 meter kubik perdetik, karena ketinggian air masih bertahan di 50 cm.
Meski tidak ada peningkatan drastis. Pihaknya terus berkoordinasi dengan penjaga pintu di puncak, mulai dari Gunung mas, Taman safari, Cisarua, Cilember, Taman wisata Matahari dan Gadog. “Kita masih lakukan monitor, kemungkinan ada kenaikan, karena daerah hulu yang menjadi patokan kita,” kata Andi.
Sebelumnya, diprediksikan BMKG di wilayah Bogor untuk sementara berpeluang hujan. Kepala Stasiun Klimatologi, (BMKG) Dramaga, Nuryadi menjelaskan, peluang hujan diperkirakan terjadi hingga akhir Maret. Hal tersebut karena suhu permukaan Laut Jawa, sebagai pembuatan awan hujan masih tinggi.
“Suhu pemukaan Laut Jawa masih tinggi, mencapai 32 hingga 37 derajat Celsius, selama beberapa pekan ke depan. Sehingga pembentukan awan hujan masih cendrung terjadi,” katanya.
Dari data Klimatologi, Dramaga terjadi pergeseran curah hujan di wilayah Jabodetabek dalam tiga tahun terkhir. Dari jumlah akumulasi curah hujan pada 2010, jumlah akumulasi pada Februari mencapai 525 milimeter (mm), di Februari 2011, 510 mm dan di Februari 2012, mencapai 620 mm.
Nuryadi menjelaskan, musim penghujan seharusnya sudah berhenti pada akhir Februari, dan Maret akan masuk musim panas hingga Oktober mendatang. “Bergesernya siklus tersebut disebabkan banyak faktor, salah satunya badai El-Nino di sekitar Samudra Pasifik. Badai yang umumnya terjadi di perairan itu sangat mempengaruhi mundur-majunya waktu peralihan musim,” tandasnya.(bac/a)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Persulit Rumah Sakit Yang Tolak KJS
Redaktur : Tim Redaksi