jpnn.com, JAKARTA - Dokter Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Vito Anggarino Damay menyoroti kondisi pesohor Deddy Corbuzier yang selalu hidup sehat, ternyata bisa terpapar COVID-19 dengan gejala berat.
Menurutnya, apa yang terjadi Deddy Corbuzier pelajaran penting bagi seluruh rakyat Indonesia untuk tiak meremehkan penyakit yang ditimbulkan virus SARS-CoV-2 itu.
BACA JUGA: Kemenkes Buka-bukaan Sebut Tantangan Terbesar Penanganan COVID-19
"Saya salut sama Deddy Corbuzier tidak menutupi kena COVID-19 dan memakai ini sebagai edukasi bahwa orang sehat pun masih bisa kena COVID-19 yang berat. Pola hidup sehat memang sangat membantu menyelamatkan seseorang kalaupun terkena penyakit," ujar dokter Vito, Senin (23/8).
Badai sitokin seperti pada kasus Deddy terjadi saat kekebalan tubuh yang awalnya menyerang dan menghabisi virus, masih bereaksi bahkan mungkin berlebihan.
BACA JUGA: Ingin Tunda Pemilu 2024 ke 2027? Siap-siap Hadapi 2 Risiko
Sehingga walau virus sudah tak ada lagi tetapi tubuh masih menanggung akibatnya.
Vito mengatakan ketika badai sitokin terjadi maka bisa mengakibatkan kegagalan fungsi organ, syok, tekanan darah turun, peradangan jantung, gagal ginjal dan kesadaran turun.
BACA JUGA: Tumpas Benih-Benih Pendukung Taliban di Indonesia!
Dia menyebut kondisi ini sebagai sesuatu yang menyeramkan.
Mereka yang bahkan sudah dinyatakan negatif berdasarkan hasil tes swab juga bisa mengalaminya, seperti hal yang dialami Deddy.
Dalam hal ini, tubuh yang bugar dan sehat akan membuat mereka dengan COVID-19 lebih kuat menghadapi serangan virus.
Namun, bukan berarti bisa menganggap enteng virus corona.
"Tubuh yang kuat, bugar, hidup yang sehat akan membuat seseorang lebih kuat menghadapi serangan virus."
"Tubuh yang sehat membuat pertahanan lebih kuat, tetapi intinya jangan menganggap enteng virus ini."
"Mau tua mau muda atau yang merasa sehat, jangan sampai kena, karena itu protokol kesehatan pertahankan, termasuk pakai masker," katanya.
Hal senada terkait badai sitokin dikemukakan dokter yang juga tergabung dalam tim COVID-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Tanjung Priok, Siti Rosidah.
Dia mengatakan badai sitokin bisa menginduksi ke infeksi yang lebih berat, mengakibatkan kegagalan multiorgan dan menyebabkan kematian.
Sebelumnya, Deddy menyatakan sempat terkena COVID-19 tanpa gejala, setelah beberapa hari melakukan tes swab dan hasilnya negatif.
Namun, tak lama setelahnya dia mengalami badai sitokin dengan keadaan paru paru rusak 60 persen dalam dua hari.
"Hebatnya oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yang parah," pungkas Deddy melalui laman Instagramnya.(Antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Ken Girsang