Dede Yusuf Sebut Tragedi Kanjuruhan Bencana Kemanusiaan, Kecam Penggunaan Bom Asap

Minggu, 02 Oktober 2022 – 11:54 WIB
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan akibat sesak napas di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10).Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto/pras

jpnn.com - Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf merasa prihatin atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang dari suporter sepak bola dan polisi. 

"Ini merupakan bencana kemanusiaan di olahraga," kata legislator Fraksi Partai Demokrat itu melalui layanan pesan, Minggu (2/10). 

BACA JUGA: Bahaya Gas Air Mata yang Ditembakkan Polisi di Stadion Kanjuruhan

Sebelumnya, 127 suporter tewas setelah Arema Malang bertanding melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam. 

Polisi mencatat 34 orang tewas saat di dalam stadion kebanggaan Arema itu dan sisanya meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit. 

BACA JUGA: Ratusan Aremania Tewas dalam Tragedi Kanjuruhan, Habiburokhman: Situasinya Sangat Rumit

Dede mengatakan penyelenggara, PSSI, pihak liga, klub perlu diperiksa menyusul terjadinya Tragedi Kanjuruhan. 

"Semua harus bertanggung jawab," kata eks wakil gubernur Jawa Barat itu. 

BACA JUGA: Tanggapan Menpora Amali untuk Tragedi Kanjuruhan

Dede mempertanyakan alasan pertandingan antara Arema melawan Persebaya yang memiliki seteru abadi, bisa dilakukan di Kanjuruhan. 

"Semestinya dilakukan di daerah lain, sehingga mengantisipasi kerusuhan," ujar dia. 

Dede juga mempertanyakan manajemen penanganan kerusuhan oleh aparat keamanan sebelum tragedi pilu terjadi. 

Sebab, aparat keamanan terekam menggunakan bom asap demi menangani suporter Arema yang masuk ke lapangan saat pertandingan. 

"Penggunaan bom asap yang sudah dilarang, kok, malah dilakukan," ujar Dede. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut Tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarsuporter sepak bola. 

"Tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema," kata Mahfud kepada wartawan, Minggu ini. 

Eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) mengatakan bahwa Bonek Mania suporter Persebaya tidak diperkenankan hadir di Kanjuruhan.

Hanya Aremania suporter Arema Malang yang diperkenankan hadir di Kanjuruhan, sehingga Tragedi Kanjuruhan bukan bentrok antarpendukung.

"Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling impit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antarsupporter," ujar Mahfud. (ast/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler