JAKARTA – Direktur Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan Herry Purnomo mengatakan pemerintah masih berupaya untuk menjaga defisit anggaran sebesar 2,23 persen, meskipun perubahan defisit masih terbuka. Pilihan untuk menambah pembiayaan atau utang akan dilakukan sebagai langkah terakhir yang akan di tempuh.
“Kemungkinan itu selalu ada (perubahan defisit), bisa lebih besar dan bisa lebih kecil. Kalau pengalaman lalu dari APBN yang sudah-sudah itu kan selalu lebih kecil dari yang ditargetkan di APBN,” ujar Herry di Jakarta, Rabu (9/5).
Menurutnya, jika melihat kondisi saat ini maka akan sangat bergantung kepada langkah pemerintah untuk mengantisipasi permasalahan yang ada. “Kita sebagai pengelola fiskal tentu ingin menjaga jangan sampai melesat ke atas, kita ingin APBN kita suistain dan kuat,” imbuhnya.
Pemerintah, tambahnya, akan menjaga agar tidak terjadi pelebaran defisit ke atas dengan melakukan peninjauan belanja negara. Dimana, untuk belanja negara tidak akan optimal untuk direalisasikan karena adanya pembatalan kebijakan kenaikan harga BBM subsidi, yang salah satunya berpengaruh pada kompensasi BBM.
“Pemerintah juga sudah melihat potensi-potensi yang ada dari APBN yang memang nanti bisa dikorbankan. Selain kompensasi juga ada cadangan belanja pegawai, ada beberapa pengeluaran yang mungkin di freeze,” tuturnya.
Herry mengatakan penambahan pembiayaan merupakan opsi terakhir yang akan ditempuh pemerintah untuk menutup defisit. Dimana, pemerintah akan melihat keadaan uang cash negara, yang saat ini posisinya masih dalam keadaan surplus. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota BBM Sesuai Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Redaktur : Tim Redaksi