HARI ini, Rabu (1/5), Hari Buruh Sedunia, hampir semua kota besar termasuk Jakarta akan dilanda demo besar. Satu hal yang paling ditakuti kalau terjadi demo adalah kerusuhan. Kerusuhan bisa terjadi tiba-tiba tanpa skenario.
"Satu hal yang harus dihindari agar tidak terjadi kerusuhan, emosi para pendemo dan petugas yang mengawal demo jangan sampai meningkat dan tidak terkendali," ujar praktisi kesehatan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Ari F Syam, kepada wartawan, Rabu (1/5).
Dikatakan, dehidrasi atau kekurangan cairan merupakan hal yang paling berisiko terjadi pada para pendemo. Dehidrasi, kata Ari, merupakan faktor penting yang bisa menyebabkan emosi para pendemo tersebut tidak terkendali.
"Oleh karena itu bagi para demonstran yang berjalan kaki, berteriak atau bernyanyi harus tetap menjaga minumnya. Secara normal kebutuhan cairan 8-10 gelas per hari atau sekitar 2 liter sehari," terang dokter yang rajin menganalisis kasus-kasus aktual dari sudut pandang kesehatan itu.
Dijelaskan, jika terpapar panas dan berjalan kaki menyebabkan tubuh berkeringat, maka kebutuhan cairan harus ditingkatkan dan sebaiknya juga dengan cairan isotonik. Hal ini, katanya, mencegah agar jangan sampai terjadi kekurangan cairan.
"Pada seseorang yang mengalami dehidrasi, selain lebih sensitive dan emosinya menjadi tidak terkendali, mereka juga susah berpikir jernih," ulasnya.
Ari menjelaskan, orang yang mengalami dehidrasi akan mengalami pusing, sakit kepala dan jika kondisi dehidrasi bertambah berat bisa fatal sampai pingsan atau tidak sadar dan menyebabkan kematian. "Tidak jarang kita mendengar para pendemo pingsan saat melakukan aksinya," imbuhnya.
"Oleh karena itu dehidrasi harus dicegah terjadi bagi para pendemo. Jika sudah terasa haus,mulut kering dan air ludah lengket segera minum agar kondisi kekurangan cairan bertambah buruk," saran dia.
Selain itu karena umumnya saat melakukan demonstrasi para demonstran berteriak maka tenggorokan mereka bisa kering dan bisa mengalami iritasi oleh karena itu harus tetap minum dan diusahakan jangan minum yang dingin.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mencegah terjadinya dehidrasi sebenarnya bukan saja untuk para demonstran tetapi juga untuk para petugas yang sedang menjalani tugas mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
"Upaya simpatik dapat dilakukan dari kedua belah pihak baik dari para pendemo maupun petugas untuk saling berbagi minuman," pungkasnya. (sam/jpnn)
"Satu hal yang harus dihindari agar tidak terjadi kerusuhan, emosi para pendemo dan petugas yang mengawal demo jangan sampai meningkat dan tidak terkendali," ujar praktisi kesehatan dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Ari F Syam, kepada wartawan, Rabu (1/5).
Dikatakan, dehidrasi atau kekurangan cairan merupakan hal yang paling berisiko terjadi pada para pendemo. Dehidrasi, kata Ari, merupakan faktor penting yang bisa menyebabkan emosi para pendemo tersebut tidak terkendali.
"Oleh karena itu bagi para demonstran yang berjalan kaki, berteriak atau bernyanyi harus tetap menjaga minumnya. Secara normal kebutuhan cairan 8-10 gelas per hari atau sekitar 2 liter sehari," terang dokter yang rajin menganalisis kasus-kasus aktual dari sudut pandang kesehatan itu.
Dijelaskan, jika terpapar panas dan berjalan kaki menyebabkan tubuh berkeringat, maka kebutuhan cairan harus ditingkatkan dan sebaiknya juga dengan cairan isotonik. Hal ini, katanya, mencegah agar jangan sampai terjadi kekurangan cairan.
"Pada seseorang yang mengalami dehidrasi, selain lebih sensitive dan emosinya menjadi tidak terkendali, mereka juga susah berpikir jernih," ulasnya.
Ari menjelaskan, orang yang mengalami dehidrasi akan mengalami pusing, sakit kepala dan jika kondisi dehidrasi bertambah berat bisa fatal sampai pingsan atau tidak sadar dan menyebabkan kematian. "Tidak jarang kita mendengar para pendemo pingsan saat melakukan aksinya," imbuhnya.
"Oleh karena itu dehidrasi harus dicegah terjadi bagi para pendemo. Jika sudah terasa haus,mulut kering dan air ludah lengket segera minum agar kondisi kekurangan cairan bertambah buruk," saran dia.
Selain itu karena umumnya saat melakukan demonstrasi para demonstran berteriak maka tenggorokan mereka bisa kering dan bisa mengalami iritasi oleh karena itu harus tetap minum dan diusahakan jangan minum yang dingin.
Lebih lanjut dikatakan, upaya mencegah terjadinya dehidrasi sebenarnya bukan saja untuk para demonstran tetapi juga untuk para petugas yang sedang menjalani tugas mengamankan aksi demonstrasi tersebut.
"Upaya simpatik dapat dilakukan dari kedua belah pihak baik dari para pendemo maupun petugas untuk saling berbagi minuman," pungkasnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Biasakan Perempuan Tidur Telentang
Redaktur : Tim Redaksi