Dekat dengan JK, Nama Agus Dianggap Cocok Ganti Setnov

Sabtu, 30 Desember 2017 – 05:23 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Nama Agus Gumiwang disebut-sebut menjadi salah satu calon Ketua DPR menggantikan Setya Novanto.

Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menilai kedekatan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di DPR itu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan membuat situasi politik stabil di tahun politik 2018 dan 2019.

BACA JUGA: Politikus PDIP Nilai Bamsoet Layak jadi Ketua DPR

Meski diakui ada juga nama lain pesaing kuat Agus yaitu Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo dari Fraksi Golkar.

Igor mengatakan ada tiga indikator pemilihan Ketua DPR supaya situasi politik tidak gaduh dan parlemen sinkron dengan pemerintah pada 2018 serta 2019.

BACA JUGA: 2 Opsi Golkar terkait Pansus Angket KPK

"Jadi pertama integritas, kompetensi dan akseptabilitas.‎ Tiga itu syarat yang saya usulkan untuk calon Ketua DPR," kata Igor saat dihubungi di Jakarta.

Dia menjelaskan indikator pertama itu sesuai dengan tagline Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto yaitu bersih dan berintegritas, sehingga kadernya yang dicalonkan sebagai pengganti Novanto harus bersih dan integritas.

BACA JUGA: Agus Gumiwang Kartasasmita Sangkal Lobi jadi Ketua DPR

"Jadi calonnya itu harus berintegritas dan bersih, integritas bisa dilihat dari PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela) dalam AD/ART Golkar, tidak punya masalah hukum dan anti Pansus KPK," ujarnya.

Igor menjelaskan indikator kedua kompetensi, ini dikehendaki oleh Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Menurut dia, pengalaman itu calon Ketua DPR pernah menjabat ketua komisi di DPR atau alat kelengkapan dewan (AKD).

"Ketiga, saya rasa tidak menimbulkan resistensi di DPR, fraksi-fraksi di DPR dan juga internal Golkar bahkan publik. Kita tahu Ketua Umum Golkar merangkap ya Setya novanto, poin ketiga ini disebut akseptabilitas," jelas dia.

Dia menilai komunikasi Agus Gumiwang bagus terhadap senior Golkar termasuk JK (Jusuf Kalla), makanya indikator akseptabilitas itu tidak menimbulkan resistensi baik internal Golkar, fraksi lain di DPR dan masyarakat.

"Semua senior Golkar prihatin kasus Novanto yang menurunkan elektabilitas, makanya perlu struktur yang diakomodir untuk memenangkan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019," pungkasnya.(rmo/jpnn)‎

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Aklamasi, Fahri Tunggu Sinyal dari Pak Jokowi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler