Dekati Akhir Tahun, Neraca Dagang Catat Surplus Tertinggi

Selasa, 15 November 2016 – 07:40 WIB
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Hingga September, neraca dagang Indonesia masih mencatatkan surplus USD 1,22 miliar.

Surplus itu merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini.

BACA JUGA: Fundamental tak Ada Masalah, Indeks Masih Kuat

Sejumlah pihak memprediksi kinerja neraca dagang kembali positif pada Oktober.

Meski demikian, nilai surplus diprediksi lebih rendah jika dibandingkan dengan September.

BACA JUGA: Ciputra Ekspansi ke Properti Komersial

Ekonom Maybank Juniman menyatakan, neraca perdagangan untuk Oktober diprediksi surplus berkisar USD 849 juta.

Secara nominal, ekspor dan impor akan meningkat secara month-to-month.

BACA JUGA: Akhir 2016, ATM 4 Bank Pelat Merah Disatukan

Yakni, kenaikan nilai ekspor dari USD 12,5 miliar pada September menjadi USD 12,64 miliar pada Oktober.

’’Begitu juga impor. Akan ada peningkatan dari yang sebelumnya (September, Red) USD 11,3 miliar menjadi USD 11,79 miliar pada Oktober,’’ jelas Juniman kemarin (14/11).

Peningkatan nilai ekspor didukung perbaikan negara mitra dagang utama RI. Terutama Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.

Peningkatan tersebut juga dipicu kenaikan harga komoditas. Terutama minyak, batu bara, logam, dan nikel.

Sementara itu, impor pada Oktober didukung peningkatan ekonomi domestik dan ekspor.

’’Kalau ekspor meningkat, impor juga meningkat. Hal itu terjadi karena barang yang diimpor diubah menjadi barang jadi yang kemudian diekspor. Misalnya, impor benang menjadi ekspor garmen,’’ katanya.

Di sisi lain, lanjut Juniman, peningkatan impor juga dipicu percepatan belanja pemerintah pada triwulan keempat.

Sebagaimana diketahui, penyerapan belanja paling tinggi biasanya terjadi pada kuartal IV.

Dengan peningkatan penyerapan anggaran, kebutuhan infrastruktur seperti baja juga meningkat. Musim kampanye di 100 pilkada juga menjadi pemicu inflasi sektor pangan.

’’Impor kebutuhan seperti kain spanduk dan sebagainya itu terlalu banyak. Kampanye juga terkendala masalah akomodasi dan makan. Karena itu, kebutuhan pangan meningkat. Impor pangan kan terlalu banyak,’’ ucap Juniman.  (ken/c5/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TOP! Kirim Rumput Laut ke Tiga Kota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler