jpnn.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif mengutuk keras aksi penyerangan terhadap pegawai Palaparing Timur Telematika (PTT) di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, pada Rabu (2/3).
Arif mengatakan aksi penyerangan di Distrik Ilaga berpotensi menghalangi pengembangan telekomunikasi di Papua.
BACA JUGA: Menkominfo Johnny G Plate Kecam Aksi KKB Tembak Mati 8 Karyawan PTT
Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak yang mengakibatkan 8 pegawai PTT tewas.
“APJII mengutuk pelaku kerusuhan yang mengorbankan rakyat sipil dan mengganggu infrastruktur telekomunikasi,” kata Arif dalam keterangan persnya, Jumat (4/3).
BACA JUGA: Seusai Bantai Pekerja Jaringan, KKB Serang Prajurit TNI, Pratu Herianto Terkapar
Dia menuturkan bahwa infrastruktur telekomunikasi sebenarnya demi kepentingan publik. Seharusnya, pembangunan infrastruktur telekomunikasi menjadi tanggung jawab bersama.
"Jangan sampai ada korban lagi,” kata Arif.
BACA JUGA: KKB Membunuh 8 Karyawan Palapa Timur Telematika, Kombes Kamal: Baru Diketahui Hari Ini
Dirinya dalam kesempatan ini turut mengucapkan duka bagi 8 pegawai PTT yang menjadi korban penyerangan di Distrik Ilaga.
Arif berharap keluarga korban mendapat keadilan dan perlindungan.
APJII menilai para pegawai PTT sebagai pahlawan telekomunikasi.
"Mewakili seluruh penyelenggara jasa telekomunikasi Indonesia, APJII menyampaikan duka mendalam kepada kedelapan korban tersebut," tutur dia.
Sebelumnya, delapan karyawan PTT Papua tewas setelah diserang KKB pada Rabu, 2 Maret lalu.
Kedelapan pekerja sipil itu diserang saat mereka tengah memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan bahwa penyerangan tersebut diketahui ketika salah satu karyawan PTT menghubungi aparat melalui sambungan telepon.
"Penyerangan yang dilakukan KKB terjadi pada Rabu 2 Maret 2022. Namun, baru diketahui hari ini," ucap Kombes Kamal, Kamis (3/3).
Kamal mengatakan saat KKB melakukan penyerangan saksi NS tidak berada di lokasi kejadian.
“Melihat rekan-rekannya sudah tidak bernyawa, sekira pukul 13.00 WIT saksi meminta bantuan penyelamatan melalui CCTV Tower BTS 3. Kemudian pukul 16.00 WIT baru termonitor di CCTV Pusat PTT di Jakarta,” ucap Kamal. (ast/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Aristo Setiawan