Stacey Bachelor adalah manajer pemasaran senior yang menjual iklan dan sponsorship dalam dunia digital. Walau posisinya menggiurkan, pria berjenggot ini tak pernah benar-benar nyaman dalam setelan jas.

Sehingga, sebulan sekali, Stacey melepas identitas pegawainya dan melakukan hal baik bagi orang-orang yang membutuhkan.

BACA JUGA: Akses Kereta Diblokir, Turis Australia Terdampar di Machu Picchu

Di rumah tunawisma Norman Andrew, Stacey si pengusaha lebih dikenal sebagai tukang cukur berjenggot. Dan ia sangat dicintai.

"Saya kira, saya hanya ingin beramal sedikit. Ibu saya telah menjadi relawan selama bertahun-tahun dan pada dasarnya, ya, saya hanya ingin beramal sedikit,” ungkapnya.

BACA JUGA: Australia Perkirakan Kebakaran Hutan di Indonesia Masih Sulit Dipadamkan

"Saya selalu menyukai rambut dan teman saya menyarankan itu," tambahnya.


Tukang cukur asal Sydney, Stacey Bachelor, mengatakan, ia mulai merawat tunawisma dengan mencukur rambut mereka karena ingin beramal.

BACA JUGA: Aktivis Anti Halal jadi Kandidat Senat Partai Anti-Islam ALA

Tapi ketika klien pertamanya duduk di kursi cukur, dengan cepat anda akan menyadari bahwa hal itu lebih dari sekedar potong rambut.

Ini adalah tentang memperluas persahabatan ke orang-orang yang sebagian besar telah ditinggalkan.

"Saya baru saja belajar bahwa hal terkecil bisa membuat perubahan," tutur Stacey.

"Potong rambut itu satu hal, cukur jenggot butuh waktu 30 detik ... tapi mereka orang-orang yang luar biasa. Sedih bahwa orang-orang terkadang tak melihat seperti itu," akunya.

Jika kebanyakan orang berbuat sama dengannya, mereka akan berpikir secara berbeda tentang tunawisma di jalanan, katanya.

Tunawisma merasa rendah diri

Contohnya saja, Michael. Dulu ia pernah menjadi pianis konser terkemuka di dunia.

Ia belajar di London dan telah bermain di beberapa ruang konser terbesar di dunia.

Tapi belakangan ini, Michael bisa ditemukan tampil di jalanan ‘Wayside Chapel by the Sea’, New South Wales.

"Saya dulunya seorang pecandu alkohol selama 10 tahun. Saya minum selama 10 tahun tanpa henti,” ungkapnya.

Ia menceritakan, "Ketika saya kembali ke Australia, saya mabuk 24 jam 7 hari selama 10 tahun."

Perjalanan hidup Michael saat itu dipicu rasa sakit dan masa kegelapan.

Jatuhnya ke pangkuan alkohol, depresi dan tunawisma musiman adalah cerita umum di antara para klien Stacey.

Tunawisma lainnya, yakni Rusty, dulunya adalah pembalap motor akrobatik.

Sekarang ia berada di rehabilitasi dan menjadi tunawisma, tapi ia tak masalah dengan kondisi seperti itu.

Dan kemudian ada Dave, yang mengalami gangguan mental.

Bagi Stacey, kesehatan mental adalah masalah besar.

"Itu sebabnya banyak orang seperti mereka datang ke sini. Mereka benar-benar tak merasa mereka cocok di tengah masyarakat yang teratur,” ujarnya.

"Mereka pintar, mereka berbakat tapi ada sesuatu yang tak beres. Tetapi seringkali tak ada banyak bantuan," sambungnya.

Mimpi yang jadi nyata

Chrissy Ynfante mengelola hostel dan mengatakan, ia menemukan Stacey melalui persahabatan dengan ibunya.

"Ibu Stacey telah menjadi relawan sejak lama di hostel kami dan ayahnya-pun turut membantu," katanya.

"Saya mendengar bahwa ia magang dan mengatakan kepada saya bahwa salah satu mimpinya adalah untuk bisa menjadi seorang tukang cukur bagi para tunawisma," ungkap Chrissy.

Stacey menjadi tukang cukur setelah menyelesaikan kursus potong rambut selama tujuh minggu di sebuah sekolah kejuruan di Sydney.

Ia pulang pada suatu hari dan mempraktekkan apa yang telah ia pelajari ke teman-temannya sampai akhirnya ia siap untuk menggunakan keterampilan itu pada kliennya, tanpa bayaran.

"Seperti yang Anda lihat, keterampilan mencukur saya tak luar biasa tetapi akan ke sana," utara Stacey.

Tapi di mata para kliennya, ia adalah sosok yang menakjubkan, dan hasil potongan rambutnya-pun cukup baik.

Di sebuah salon yang penuh dengan pelanggan puas, sang tukang cukur tampak sangat gembira.

"Ketika Anda di sini, rasanya bahagia. Itulah yang saya dapatkan dari sini,” ungkap Stacey sambil mengemasi guntingnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penderita Epilepsi Anak di Queensland Jadi Pasien Pertama Jajal Obat Ganja

Berita Terkait