jpnn.com, MANILA - Perang melawan virus corona ternyata terlalu berat bagi keuangan Filipina. Negara yang dipimpin Presiden Rodrigo Duterte itu harus berutang kepada Bank Dunia agar dapat memperkuat kapasitas, pencegahan, deteksi dan respons.
Pada Rabu (29/4), Bank Dunia dan pemerintah Filipina telah menyepakati pinjaman senilai USD 100 juta (Rp 1,4 triliun). Perjanjian tersebut diteken oleh Menteri Keuangan Carlo Dominguez.
BACA JUGA: Corona Menggila, Kapal Pesiar Kepresidenan Filipina Disulap Jadi Rumah Sakit
Kesepakatan tersebut menyusul perjanjian sebelumnya yang bertajuk Pinjaman Kebijakan Pengembangan Penanggulangan Risiko Bencana Ketiga senilai USD 500 juta.
Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 29 tahun, yang mencakup masa tenggang selama 10,5 tahun.
BACA JUGA: Corona Masih Mengerikan, Arab Saudi Nekat Izinkan Keramaian
Lebih lanjut, pinjaman itu akan didanai sepenuhnya oleh Bank Dunia dan tidak membutuhkan dana pendamping dari pemerintah Filipina.
Departemen Keuangan Filipina mengatakan pihaknya memperkirakan efektivitas dari pinjaman dan implementasi proyek tersebut akan dimulai pada awal Mei.
BACA JUGA: Ya Ampun, Masih Pandemi Corona Kok Mau Memasukkan TKA Tiongkok
Saat ini, Filipina mencatat 7.958 kasus terkonfirmasi COVID-19, termasuk 975 pasien sembuh dan 530 pasien meninggal. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil