jpnn.com, PAMEKASAN - Fenomena minyak goreng langka masih terjadi di banyak daerah, termasuk di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Warga Pamekasan masih saja mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng karena sudah tidak ada stok di sejumlah toko.
BACA JUGA: Arianti Datangi 6 Toko, Harga Minyak Goreng di Warung Sokalelah Rp 17 Ribu
Padahal, Kamis (17/3) malam ini bertepatan malam Nisfu Syaban atau pertengahan bulan Syaban dalam kalender Hijriah.
Beberapa ibu rumah tangga di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan juga menceritakan tentang susahnya mendapatkan minyak goreng.
BACA JUGA: Menko Airlangga Jamin Minyak Goreng Bersubsidi Sudah Tersedia di Pasar
Admina (41) mendatangi sejumlah toko di dua pasar tradisional, yakni Pasar Sidorame Kertagena Laok dan Pasar Duko di Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan, stok minyak goreng juga habis.
"Padahal besok malam Nisfu Syaban. Saya tidak tahu harus membeli minyak goreng di mana karena semua toko yang saya datangi kosong," katanya.
BACA JUGA: Pernyataan Terbaru Pendeta Saifudin soal Minta 300 Ayat Al-Quran Dihapus, Masih Mengotot
Bagi warga di desa ini, Malam Nisfu Syaban merupakan malam sedekah, karena masyarakat biasa membawa makanan ke masjid dan musala untuk dibagikan kepada warga yang mengikuti kegiatan istighatsah dan membaca Al-Qur'an surat Yasin.
Harga minyak goreng sedikit mahal akan tetap dibeli agar bisa menyajikan suguhan untuk Malam Nisfu Syaban 2022, sebagaimana tahun-tahun sebelumya. Masalahnya, stok minyak goreng langka.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Achmad Sjaifudin mengatakan kelangkaan minyak goreng di sejumlah toko di Pamekasan kemungkinan karena aksi panik warga.
"Kalau dari sisi distributor sebenarnya stok banyak dan melimpah karena kami telah melakukan sidak secara langsung ke sejumlah toko grosir dan distributor minyak goreng," katanya.
Achmad berjanji akan melakukan koordinasi lebih lanjut dan menerjunkan kembali tim ke lapangan untuk menyelidiki habisnya persediaan minyak goreng di beberapa toko swalayan dan toko kelontong di Pamekasan itu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo