jpnn.com, WASHINGTON - Bagi Amerika Serikat, nyawa warga Kurdi Suriah ternyata tidak lebih berharga dari minyak bumi. Itu terbukti dari keputusan Presiden Donald Trump menerjunkan pasukan Paman Sam untuk menjaga ladang minyak Suriah .
Seperti diketahui, AS baru saja menarik pasukannya dari wilayah bagian utara Suriah beberapa pekan lalu. Langkah tersebut membuka pintu bagi Turki untuk menyerbu wilayah yang dikuasai kelompok Kurdi di Suriah.
BACA JUGA: Kremlin: Kurdi Suriah Adalah Korban Pengkhianatan Amerika
Keputusan Gedung Putih menarik pasukan dari Suriah mendapat kecaman baik dari luar maupun dalam negeri. AS dianggap mengkhianati Kurdi Suriah yang selama ini menjadi sekutunya dalam memberantas ISIS di wilayah tersebut.
Namun, Jumat (25/10), AS tiba-tiba memutuskan mengirim kembali pasukan ke Suriah. Bukan untuk membantu Kurdi, tetapi demi melindungi ladang-ladang minyak di daerah penuh konflik tersebut dari serangan ISIS.
BACA JUGA: Merasa Dikhianati, Warga Kurdi Suriah Timpuk Pasukan Amerika dengan Tomat Busuk
"Kami sekarang mengambil tindakan untuk memperkuat posisi di Deir al Zor, kami akan mencegah ISIS mendapat akses ke ladang-ladang minyak," ujar Menteri Pertahanan Mike Esper.
Selain itu, AS juga khawatir Rusia serta pasukan pemberontak yang didukung Iran akan menguasai wilayah-wilayah penghasil minyak yang ditinggalkan warga Kurdi akibat invasi Turki. (ant/dil/jpnn)
BACA JUGA: Amerika Tak Berdaya, Turki Caplok Suriah Utara
Redaktur & Reporter : Adil