Demi Mudik, Ibu Baru Melahirkan Memaksa Pulang dari Rumah Sakit

Rabu, 05 Juni 2019 – 15:22 WIB
Ibu baru melahir minta pulang dari RS. Foto : JPG

jpnn.com, SURABAYA - Ruang obgyn bersalin RSUD dr Soetomo sempat terjadi kehebohan sebelum Lebaran. Seorang pasien bernama Laili Masrurin yang baru saja menjalani persalinan dengan Caesar memohon kepada dokter untuk pulang.

Permohonan itu disampaikan Laili dengan didampingi Badiul Ulum, suaminya. Padahal, dia juga sedang menyusui anaknya.

BACA JUGA: Dalam Sehari, Nelayan Bisa Gendong 100 Orang Pemudik

"Pengin segera pulang ke Tulungagung. Sebab, sudah banyak saudara yang sudah menanyakan kapan pulang," ucap perempuan 31 tahun itu.

BACA JUGA : Heboh, Petugas Panwascam Melahirkan saat Pantau Rekapitulasi

BACA JUGA: Petugas Pemadam Kebakaran tak Libur Lebaran, Tetap Bersiaga

Dokter belum mengizinkan bayinya dibawa pulang. Sebab, anak tersebut masih memiliki kondisi yang rawan jika dibawa pulang.

Sang ibu saat hamil mengalami plasenta akreta. Yakni, kondisi pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim.

BACA JUGA: Hari Raya, Tetap Waspada Memarkir Kendaraan di Tempat Aman

Penyakit itu dianggap sebagai komplikasi kehamilan berisiko tinggi. Jika kondisi tersebut didiagnosis selama kehamilan, ibu hamil mungkin akan butuh menjalani bedah Caesar lebih awal diikuti dengan operasi pengangkatan rahim.

BACA JUGA : Melahirkan, Nikita Mirzani: Selama Ini Dibilang Hamil Bohongan

Risiko pada penyakit itu sangat besar terhadap keadaan bayi. Penting untuk memberikan perawatan dan penanganan kesehatan bayi pascalahir.

"Angka kematian bayi tertinggi terjadi pada tujuh hari pertama.

Apalagi, selama kehamilan, mengalami problem yang serius," kata dokter spesialis anak RSUD dr Soetomo dr Agus Harianto SpA (K).

Ibu hamil berisiko mengalami plasenta akreta bila pada kehamilan pertama menjalani proses Caesar.

Agus mengatakan, bila pada kebanyakan kasus penyakit itu, ibu harus diselamatkan dengan histerektomi atau pengangkatan rahim.

Namun, saat persalinan, Laili hanya menjalani operasi pemisahan pembuluh darah secara satu per satu. Lalu, diangkat plasentanya.

"Untung saja Laili tidak perlu menjalani operasi histerektomi," ucap Agus. Operasi tersebut memakan waktu lima jam.

Dia melanjutkan, seharusnya sang ibu tidak boleh tergesa-gesa keluar rumah sakit. Sebab, bayi masih memerlukan perawatan.

"Namun, pada akhirnya dokter obstetri ginekologi memberikan izin pulang. Ya sudah, tidak apa-apa," paparnya.

Untuk itu, dia memberikan penjelasan agar segera datang ke fasilitas kesehatan bila terjadi hal-hal yang tidak sesuai kebiasaan bayi.

Misalnya, saat bayi malas minum, bayi gelisah di mana digendong maupun dibaringkan tetap saja menangis, dan tangan bayi lurus loyo.

"Yang bagus, posisi tangan dan kaki bayi seperti dalam kondisi sujud," pungkasnya. (ika/c10/ano/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewati Jalur Tol Trans Sumatera, Seperti ini Curhatan Pemudik


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler