jpnn.com, JAKARTA - Rencana pemerintah mengimpor beras di tengah panen raya menuai protes dari petani dan pengusaha beras. Wakil Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Jakarta Billy Haryanto pun mendesak Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi agar mundur dari jabatannya.
"Kalau saya jadi beliau, lebih terhormat mundur. Demi petani. Semoga beliau dikasih kesehatan selalu," kata Billy dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (24/3).
BACA JUGA: Gubernur Khofifah: Jatim tidak Perlu Beras Impor
Sebelumnya, dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI Senin, 22 Maret 2021, Lutfi berkukuh tetap mengimpor beras meski kebijakan itu tidak populer. Soalnya, kata dia, kebijakan itu ada sebelum ia menjabat demi menambah stok cadangan beras sebanyak 1-1,5 juta ton.
Billy menilai keputusan Lutfi yang bakal tetap mengimpor beras menunjukkan Menteri Perdagangan itu tak peduli dengan petani lokal.
BACA JUGA: Uni Irma Sebut Impor Beras Tindakan Zalim
"Jadi pejabat itu apalagi seorang Mendag, jangan asal bicara tentang impor. Sebelum ambil keputusan, dia harus bener-bener lihat ke bawah (petani) dahulu," kata Billy.
Harusnya, kata Billy, petani menikmati hasil panen dengan harga gabah yang sepadan, bukan menebarkan wacana impor yang membuat harga gabah anjlok. "Logikanya harus dipake. Jangan lagi panen malah ingin impor beras," kata pengusaha beras asal Sragen ini.
BACA JUGA: Impor Beras
Billy mengatakan sekarang ini kondisi petani tengah terpuruk gara-gara wacana impor beras. Di Tegal, misalnya, harga gabah kering anjlok dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 3.500 per kg.
"Cari timing yang pas untuk membuat kebijakan strategis apalagi menyangkut petani. Jangan bicara data atau stok sesaat tapi efeknya kira-kira menguntungkan rakyat atau sekelompok orang," kata Billy.
Sebagai menteri, kata Billy, seharusnya Lutfi bisa menghitung kebutuhan beras yang riil di lapangan. Berkaca dari tahun lalu, Billy mengatakan pemerintah tidak mengimpor beras karena kebutuhan sudah dicukupi dengan hasil petani lokal. "Kami ini tidak anti impor. Boleh impor tapi waktjnya janhan pas panen raya," kata Billy.
Soal stok, Billy menyarankan agar berkoordinasi dengan Bulog. "Hitung kebutuhan Bulog tiap tahun berapa. Wong sekarang ini Bulog pasarnya sudah ditutup pemerintah sendiri. Kalau impor lagi mau disalurkan ke mana itu beras. Yang sekarang ada saja bingung dilepas ke mana," ujar dia. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sultan DPD RI Kembali Merespons Polemik Impor Beras
Redaktur & Reporter : Adil