jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin kembali merespons polemik terkait rencana pemerintah melakukan impor beras satu juta ton.
Sultan memberikan beberapa catatan dalam mengatasi masalah impor beras di Indonesia. Salah satunya mendorong Bulog membeli langsung gabah dari petani.
BACA JUGA: Uni Irma Sebut Impor Beras Tindakan Zalim
“Perlu upaya signifikan dari pemerintah mempengaruhi petani dalam meningkatkan produksi beras nasional dan perlu segera membentuk Badan Pangan Nasional,” ujar Sultan di Jakarta, Senin (22/3).
Menurut Sultan, masalah impor ini menjadi polemik dan masih menjadi isu hangat di laman-laman media hingga berpuncak pada statemen Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang siap mundur dari jabatannya.
BACA JUGA: Guru Besar IPB: Stok Beras Melimpah Kok Mau Impor Lagi
“Jika memang benar seperti dugaan atau tuduhan banyak pihak bahwa impor pangan hanya berorientasi pada kepentingan kartel, maka hal ini sungguh patut disesalkan. Ini sangat merugikan petani serta kepentingan nasional,” ujar Sultan.
Padahal, menurut eks Wakil Gubernur Bengkulu itu, di dalam negeri terdapat potensi kenaikan produksi padi pada masa panen tahun ini.
BACA JUGA: Soroti Fenomena Praktik Prostitusi Anak di Bawah Umur, Begini Reaksi Sultan DPD RI
Pria yang akrab dipanggil SBN ini menilai potensi produksi padi pada subround Januari–April 2021 diperkirakan sebesar 25,37 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 5,37 juta ton atau 26,88 persen dibandingkan subround yang sama pada 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.
Berdasarkan asumsi tersebut dan output dari program food estate dibeberapa daerah, Kementan memperkirakan terjadi kenaikan produksi gabah kering giling sebesar 5,37 juta ton dibandingkan triwulan pertama 2020 yang hanya 19,99 juta ton GKG.
"Di satu sisi Presiden berjuang meningkatkan produksi komoditas pangan dalam negeri melalui program nasional food estate yang mulai menunjukkan hasil positif, tetapi di sisi lain wacana impor beras terlihat sangat kontradiktif,” ujar Sultan.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich