jpnn.com, BAGHDAD - Jelang bulan suci Ramadan, pemerintah Irak melonggarkan aturan karantina wilayah alias lockdown. Padahal, jumlah kasus virus corona di negara tetangga Iran itu masih terus bertambah.
Sejak kemarin, Selasa (21/4), sejumlah bisnis diizinkan kembali beroperasi dan jam malam dilonggarkan. Pada bulan Ramadan, warga Irak biasa keluar rumah pada malam hari untuk berbelanja.
BACA JUGA: 216 WNI Jemaah Tablig Tersangkut Kasus Hukum di India, terkait Pencegahan Corona
Langkah-langkah baru yang diberlakukan akan memungkinkan warga bebas bergerak di dalam Ibu Kota Baghdad, tetapi hanya antara pukul 06.00 sampai 19.00. Otoritas tetap akan menerapkan jam malam secara penuh pada akhir pekan, yaitu Jumat-Sabtu.
Di bawah peraturan baru, kantor-kantor pemerintah diperbolehkan menugaskan pegawai bekerja dalam jumlah maksimum 25 persen.
BACA JUGA: Ingat! Mudik Adalah Pemicu Malapetaka Corona di Italia
Beberapa toko akan diizinkan untuk dibuka kembali, tetap mal, taman, dan masjid, tempat banyak orang biasanya berkumpul, akan tetap ditutup, bunyi pernyataan pemerintah.
Pelonggaran jam malam akan berlangsung hingga 22 Mei pada akhir Ramadhan, ketika aturan itu diperkirakan akan kembali diperketat.
BACA JUGA: Ramai-Ramai Gugat Tiongkok Soal Penyebaran Virus Corona
Sekolah dan universitas akan tetap tutup dan semua penerbangan akan tetap dihentikan, demikian disebutkan dalam pernyataan itu.
Beberapa jam setelah jam malam dicabut pada Selasa, ribuan warga Irak berbondong-bondong ke pasar di Baghdad untuk membeli berbagai persediaan sebelum Ramadhan.
"Setelah satu bulan menjalani jam malam, saya datang ke pasar untuk mempersiapkan Ramadhan dan saya mengikuti langkah-langkah perlindungan untuk menghindari penyakit ganas ini," kata Ali Hussain, yang datang untuk berbelanja di salah satu pasar yang ramai di pusat Kota Baghdad.
Pihak berwenang mulai memberlakukan jam malam pada 15 Maret dan kemudian memperketatnya. Otoritas juga menutup bandara, kantor dan sekolah serta memerintahkan masyarakat untuk sebagian besar tinggal di rumah.
Pada 20 April, Irak mencatat 1.574 kasus COVID-19, termasuk 82 kematian dan 1.043 pasien pulih. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil