Demo Mahasiswa di Aceh Utara Bentrok dengan Aparat

Selasa, 25 September 2018 – 16:50 WIB
Demo. Foto ilustrasi: dokumen JPNN

jpnn.com, LHOKSEUMAWE - Aksi mahasiswa memperingati Hari Tani Nasional ke-58, di gedung DPRK Aceh Utara, berakhir ricuh dengan aparat kepolisian dan Satpol PP, pada Senin (24/9).

Hal itu dipicu, karena ratusan mahasiswa berusaha masuk ke gedung dewan untuk menjumpai para wakil rakyat pada pukul 12.00 WIB.

BACA JUGA: Polri Klaim Netral Hadapi Demo Mahasiswa Pengkritik Jokowi

Namun, upaya itu gagal dilakukan dan langsung dihadang aparat Kepolisian dan Satpol PP yang berjaga di depan pintu.

Akibatnya, aksi saling dorong pun tidak dapat dihindari lagi antara mahasiswa dengan polisi dan Satpol PP selama beberapa menit. Kemudian, aparat kepolisian berhasil merendam kemarahan mahasiswa dengan berdialog.

BACA JUGA: PDIP: Mahasiswa Demo Itu Biasa

Aksi mahasiswa ini hanya diterima Sekwan dan dua anggota dewan Aceh Utara yang masuk kantor. Sementara jumlah anggota dewan Aceh Utara mencapai 45 orang.

Setelah sempat terjadi dialog dengan aparat kepolisian, mahasiswa tetap bersikeras agar yang menerima mereka harus ada pimpinan dewan dan ketua komisi.

BACA JUGA: Pengamat Meragukan Sikap Kritis Mahasiswa Riau Bisa Meluas

Akhirnya, disepakati keinginan mahasiswa itu untuk diterima oleh pimpinan dewan dan ketua komisi. Namun, mahasiswa harus menunggu sampai pukul 14.00 siang sampai pimpinan dewan dan ketua komisi tiba di gedung dewan. Begitu suara azan zuhur berkumandang, aksi mahasiswa dengan sendirian bubar sementara.

Sebelumnya, aksi mahasiswa itu dimulai di Tugu khas Aceh ‘Rencong’ dan melakukan orasi. Peserta aksi juga memboyong kain kafan berbungkus bak orang mati. Dan membawa sejumlah poster dan spanduk berisikan untuk membela kepentingan petani diabaikan oleh pemerintah.

Kemudian, aksi mahasiswa setelah jeda salat Zuhur dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 siang, karena pimpinan dewan dan ketua komisi sudah masuk kantor. Mereka diterima Wakil Ketua DPRK Aceh Utara, Mulyadi CH dan ketua komisi bersama beberapa anggota dewan lainnya.

Penanggung jawab aksi, Musliadi Salidan, didampingi koordinator lapangan, Miswari dan aktivis mahasiswa Razjis Fadli kepada Rakyat Aceh, mengatakan, aksi saling dorong itu terjadi hanya bentuk kekecewaan mahasiswa. Karena pimpinan dewan dan ketua komisi yang membidangi pertanian tidak masuk kantor.

“Hari ini kan hari aktif jam kerja, tapi tidak ada pimpinan dewan dan ketua komisi yang membidangi pertanian masuk kantor. Kami hanya diterima dua anggota dewan dan termasuk sekwan,” ucapnya.

Sebut dia, kedatangan kalangan mahasiswa ini hanya untuk menyampaikan aspirasi dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional ke-58. Meski sudah 73 tahun bendera Indonesia berkibar diatas tanah air, tetapi tetap saja kesejahteraan para petani kita masih menjadi bunga tidur dimalam hari.

“Jadi mulai dari kebijakan pemerintah yang tidak pro kepada petani dan rakyat kecil, persoalan alih fungsi lahan pertanian yang semakin ganas, reforma agraria yang tidak berjalan sebagaimana Amanat UUD Pasal 33 tahun 1945, impor pangan yang tidak henti-hentinya serta banyak kasus-kasus Agraria lainnya yang semakin menyengsarakan pejuang pangan negeri pertiwi,” tegasnya.

Dengan demikian, lanjut dia, hal ini menjadi perhatian penuh kalangan mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi pada momentum yang bersejarah tersebut. Berhubung dengan akan diperingatinya Hari Tani Nasional yang ke-58.

Wakil Ketua DPRK Aceh Utara, Mulyadi CH, yang menerima mahasiswa dihalaman gedung dewan, dikonfirmasi Rakyat Aceh, mengatakan, dirinya sudah menandatangani petisi yang diminta oleh mahasiswa terhadap lima tuntutan skala prioritas.

Masing-masing, tentang evaluasi distribusi pupuk subsidi supaya tepat sasaran, perioritaskan BBM subsidi kepada nelayan, evaluasi AMDAL galian C yang tidak sesuai SOP, tindak tegas galian C ilegal dan menuntut transparansi PAD daerah yang bersumber dari galian C.

“Terkait petisi mahasiswa itu kita akan sampaikan kepada bupati Aceh Utara, dan pihak Pertamina terhadap BBM Subdisi kepada nelayan,” ucapnya. Lanjut dia, setelah dirinya menandatangani petisi itu maka ratusan mahasiswa membubarkan diri. (arm/mai)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa UIR Desak Jokowi Mundur, Ini Kata Legislator Riau


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler