SOFIFI - Aksi menuntut Sofifi, Ibukota Provinsi Maluku Utara (Malut) dimekarkan menjadi kota definitif kembali disuarakan, Senin (9/4). Sekitar seribu warga yang berasal dari empat kecamatan, Oba Utara, Oba Tengah, Oba Selatan, dan Oba bahkan melakukan tindakan anarkis dan sempat bentrok dengan aparat kepolisian.
Bentrokan terjadi saat puluhan anggota Pengendali Massa (Dalmas) Polres Tidore memaksa membubarkan massa yang hendak menduduki pelabuhan penyebrangan antarpulau, karena mengganggu aktivitas pelabuhan. Namun itu ditolak, sehingga terjadi saling pukul di antara mereka. Namun polisi akhirnya berhasil membubarkan massa.
Massa juga mencabuti seluruh atribut pemerintahan yang bertuliskan Kota Tidore Kepluauan. “Pemekaran Sofifi menjadi daerah otonom merupakan harga mati. Sofifi merupakan ibukota provinsi, tapi berstatus kecamatan,” orasi Umar Abdul Kadir, koordinator aksi.
Dengan menumpang truk dan sepeda motor, massa juga menuju kantor gubernur dan memblokade akses masuk ke kantor tersebut dengan membakar ban bekas. Mereka juga membakar poster dan baliho bergabar Wali Kota Tidore Ahad Mahifa.
Massa kemudian bergerak masuk ke halaman kantor dan mencoba menerobos ke untuk menduduki kantor gubernur. Massa melempari kantor gubernur dengan batu membuat beberapa kaca kantor tersebuh pecah dan merusak fasilitas kantor lainnya. (wat/fai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bandara Mulia Ditutup Sementara
Redaktur : Tim Redaksi