Demokrat Anggap Tudingan Diana Bagian Konspirasi

Jumat, 10 Februari 2012 – 01:49 WIB

JAKARTA - Ketua DPD Partai Demokrat, Umar Arsal menganggap tudingan mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, Diana Maringka merupakan bagian konspirasi untuk memecah belah PD dan mendeligitimasi keberadaan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Demokrat. Apalagi kata dia, Diana sudah tidak menjabat ketua DPC dan bukan kader partai berlambang mercy itu.

"Ini ada agenda orang yang memecah belah Demokrat dan mendelegitimasi hasil kongres. Dan memang paling gampang  nama saya disebut karena saya tim pemenangan Anas untuk wilayah Timur," kata Umar saat dihubungi JPNN dari Jakarta, Kamis (9/2)

Mantan Ketua Tim Pemenangan Anas Urbaningrum untuk Kawasan Indonesia Timur ini mengaku mengetahui karakter dari Diana. Kata dia, boleh jadi aksi Diana itu dimanfaatkan orang lain atau karena sakit hati karena orang-orang yang didukungnya mulai dari Musda DPD Demokrat Sulut hingga kongres tidak terpilih.

"Saya tahu betul orang ini (Diana), dan tiba-tiba muncul dan ada indikasi dimanfaatkan. Saya ada kekhawatiran karena dari Musda Sulut itu, sudah ngoceh macam-macam, waktu itu pertarungan (ketua DPD Demokrat Sulut), walikota dengan gubernur," katanya.

Menurut Umar, dugaan politik uang di kongres Demokrat tidak mungkin terjadi. Alasannya, perolehan suara terkonsentrasi pada kewilayahan. Anas menang dari suara Pulau Jawan dan Kawasan Timur Indonesia. Demikian pula Marzuki Alie yang menguasai 80 persen suara dari Sumatera.

"Kalau ada money politic tidak akan terkonsentrasi seperti itu. Karena dengan uang kita bisa ambil suara di mana saja. Jadi kemenangan Anas itu selain ikatan emosional juga memang karena visi misinya, bukan politik uang," katanya.

Diakui Umar, memang ada pembagian uang kepada para peserta kongres dari kandidat, tapi itu bukan money politik tapi sebatas pengganti transportasi. Pembagiannnya pun bervariasi, tergantung asal dari peserta kongres. "Bervariasi, ada 5 juta, tidak ada sampai ratusan juta. Tergantung jaraknya. kalau dari Papua (lebih banyak) disesuaikan dengan harga tiket," katanya.

Dijelaskan pula Umar, adanya pengganti tiket dan biaya akomdasi oleh kontestan karena memang DPC membawa penggembira yang jumlahnya di atas 15 orang per DPC. Sementara dari panitia kongres sendiri memutuskan hanya ketua dan sekretaris DPC yang ditanggung.

"Yang ditanggung waktu itu memang hanya 2 orang, ketua dan sekretaris. Sementara peninjau tidak. Semua tim, termasuk Tim Pak Marzuki, semua dibebankan karena membawa penggembira," pungkasnya. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja DPR Buruk, Angka PT Jadi Alasan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler