Demokrat Belum Minat Rangkul Partai Gurem

Sabtu, 03 Juli 2010 – 23:36 WIB

YOGYAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum menegaskan, partai koalisi sama sekali tidak khawatir dengan langkah Partai Golkar yang mendekati ormas dan partai-partai kecil untuk bergabungAlasannya, kata Anas, bergabungnya ormas dan partai politik tidak menjamin kemenangan dalam Pemilu 2014 nanti.

"Apa yang perlu dikhawatirkan oleh Demokrat maupun koalisi sendiri? Sebagai langkah dan usaha politik, apa yang dilakukan Golkar sah-sah saja," ujar Anas usai menghadiri pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-46 dan peringatan 100 tahun Muhammadiyah, Yogyakarta, Sabtu (3/7).

Sikap Anas menanggapi gencarnya partai Golkar melakukan gerakan politik menarik ormas dan partai kecil ke Golkar antara lain dengan Persatuan Muslimin Indonesia (Parmusi) dan Partai Bintang Reformasi (PBR) akhir-akhir ini.

Anas yang juga mantan Ketua PB HMI itu menegaskan, Demokrat masih belum memprioritaskan menarik ormas atau partai kecil untuk bergabung

BACA JUGA: Amien Yakin Muhammadiyah Tak Akan Tinggalkan PAN

Prioritas partai Demokrat adalah melakukan konsolidasi internal sesuai amanat Kongres II lalu
Konsolidasi internal ini dilakukan bersamaan dengan membangun komunikasi politik yang baik, tepat dan intensif dengan masyarakat.

"Komunikasi ini terus kami bangun agar kami tahu apa hal-hal penting bagi mereka dan bagaimana cara kami memperjuangkan hal-hal penting itu

BACA JUGA: Tepat Jika PBR Gabung ke Golkar

Itu semua agar rakyat makin nyaman berhubungan dengan kita," paparnya.

Dengan terus membangun komunikasi dengan seluruh kader dan masyarakat, Demokrat, ungkap Anas, maka partai tidak takut langkah Golkar itu akan membuat Demokrat akan kehilangan suara pada Pemilu 2014 nanti
"Suara atau kemenangan politik itu kan ditentukan oleh selera politik rakyat," jelas Anas.

Di tempat yang sama, Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Taufik Kurniawan mengatakan bahwa usulan PAN mengenai konfederasi tidak sama dengan langkah partai lain yang langsung menggandeng partai-partai kecil dan sejumlah ormas

BACA JUGA: Muchdi Siap Tinggalkan Gerindra

Konfederasi yang diusulkan oleh PAN, kata Taufik, hanya upaya agar suara partai kecil yang tidak lolos parliement treshold (PT) yang sebenarnya bisa dikonversikan menjadi kursi di DPR agar tidak terbuang percuma.

“Kami sendiri tetap menyadari dibutuhkan PT, namun angka PT itu sendiri harusnya merupakan titik keseimbangan antara kebutuhan untuk penyederhanaan fraksi di DPR dan suara partai yang sebenarnya dapat dikonversikan menjadi kursi tidak terbuang percumaDisanalah usulan dan ide konfederasi muncul,” jelasnya.

Namun diakui oleh Taufik, walaupun wacana konfederasi itu pertama kali diusulkan PAN, PAN sendiri belum mengambil langkah-langkah kearah sana dan rayu-merayu agar partai-partai lain mau bergabung ke PAN“Saya justru merasa aneh, jika ada partai besar yang menginginkan angka PT yang besar, justru mengambil langkah menerima atau berusaha menggandeng partai kecil lain dan ormas-ormasIni kan seperti tidak pas saja dan mestinya yang harus  mengambil langkah itu adalah partai kecil menengah,” tegasnya.

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Ketua DPP PKB M Hanif DhakiriDia tegaskan, tidak ada kerisauan bagi PKB dan langkah Golkar itu tidak beralihnya suara kader ke Golkar karena PKB memiliki basis massa sendiri yang solid.

Hanif menilai, bukanlah perkara yang mudah bagi dua partai yang berbeda untuk bergabung, apakah itu merger atau pun konfederasiKonsep merger atau konfederasi partai, kata Hanif adalah konsep yang masih sulit dipahami oleh masyarakat awam"Saya khawatir, kalau tidak dikomunikasikan dengan baik malah menimbulkan kebingunganKalau itu terjadi, bisa-bisa massa pendukung pindah atau tidak memilih," tegasnya.

Saat ini PKB fokus dulu untuk menjalankan islah yang telah disepakati dua kubu PKB"Jika islah ini berjalan baik, PKB akan kembali mampu merebut kejayaan," jelasnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PPP Tak Rela PBR Jatuh ke Golkar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler