JAKARTA – Bergabungnya Partai Bintang Reformasi (PBR) ke Partai Golkar dinilai sebagai ijtihad politik pimpinan kedua parpol yang tepatKarena keduanya bisa saling melengkapi dengan semangat simbiosis mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak
BACA JUGA: Muchdi Siap Tinggalkan Gerindra
Pendapat itu disampaikan pengamat politik dari Indobarometer M
BACA JUGA: PPP Tak Rela PBR Jatuh ke Golkar
”Sudah tepat PBR gabung ke GolkarBACA JUGA: Tiga Penggugat Kompak Minta Pilkada Siantar Diulang
Sebab, keduanya bisa saling menguatkan karena masing-masing pihak memiliki nilai lebih yang bisa di-share baik secara politis maupun strategis,” kata Qodari.Setidaknya, menurut Qodari, ada dua poin positif dari bergabungnya PBR ke Partai GolkarPertama, dari aspek kepentingan strategis PBR, pilihan itu dinilai realistis dalam rangka menghadapi kemungkinan meningkatkannya parliamentary threshold (ambang batas parlemen) menjadi 5 persenSebab, belajar dari kasus Pemilu 1999, gabungan sesama partai kecil tetap tidak signifikan mendongkrak perolehan kursi.
Dengan bergabungnya PBR ke Golkar, lanjut Qodari, potensi PBR yang selama ini tercecer atau terbengkalai pada saatnya bisa maksimal di GolkarApalagi, sebagai partai tengah atau moderat, PBR memiliki kesamaan visi”Kedua, dari aspek kepentingan strategis Golkar, bergabungnya PBR bisa melegitimasi dukungan kelompok Islam tertentu yang tidak ada di PBB, PPP dan lainnyaIni akan memberi nilai lebih buat Golkar menghadapi kompetisi yang makin ketat di antara partai-partai besar seperti PDIP dan Demokrat pada 2014 nanti,” ulas Qodari.
PBR dengan kadernya yang muda-muda dan energik karena umumnya para aktivis, menurut Qodari, juga akan memberi nilai lebih buat Golkar”Saya tahu, orang seperti Bursah Zarnubi, ketua umum PBR, adalah sosok muda energik dan pekerja kerasDan banyak kader-kader muda lain di PBR yang seperti Bursah,” ujarnya.
Dari dua pertimbangan positif tadi, lanjut Qodari, bukan mustahil pada saatnya partai-partai kecil non parliamentary threshold (PT) lain juga akan menyusul PBRSebab, bergabung dengan partai besar seperti Golkar jauh lebih realistis ketimbang bergabung dengan sesama partai kecil”Mereka pasti banyak belajar dari kasus pemilu sebelumnyaTinggal sekarang apakah gabung ke Golkar atau ke PDIP dan Demokrat,” tegasnya.
Ditanya soal kemungkinan format ideal bergabungnya PBR dan Golkar, Qodari mengaku masih perlu pengkajian mendalam yang tentunya menguntungkan kedua belah pihak”Formatnya memang masih sangat konseptual dan masih debatableApakah nanti dengan cara menjadi ormasnya Golkar atau seperti pola konfederasi versi PAN, saya belum tahuYang pasti, kalau memilih versi PAN memang harus ada revisi undang-undang dulu,” tandasnya(dil)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalah di MK, Kejar Tindak Pidananya
Redaktur : Tim Redaksi