jpnn.com, JAKARTA - Founder Cyrus Network Hasan Nasbi ikut mengomentari prahara di internal Partai Demokrat pascadiselenggarakannya Kongres Luar Biasa (KLB) yang mencopot Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan ketua umum dan menggantinya dengan Moeldoko.
Menurut dia, KLB seharusnya tidak terjadi jika AHY dikelilingi orang-orang kompeten dalam kerja-kerja organisasi. Pasalnya, manuver politik yang dimotori sejumlah pendiri dan kader senior PD itu memanfaatkan ketidakpuasan di level DPC dan DPD.
BACA JUGA: Pendapat Mahfud MD soal Hasil KLB Demokrat, Sebut Nama Bu Mega
"Mas AHY sepertinya lebih banyak dikelilingi oleh tukang cuap-cuap dan buzzer dibanding orang lapangan dan orang organisasi. Mengurus DPD dan DPC itu harus punya jam terbang dan skill untuk mendekati dan menyolidkan suara," ujar Hasan saat dihubungi, Sabtu (6/3).
Menurut dia, tim di belakang AHY tidak sebanding baik dari sisi kemampuan maupun pengalaman dengan para politikus kawakan di kubu KLB.
BACA JUGA: Demokrat Pecah, Wajar Pak SBY Marah
Hasan mengambil contoh dua senior Demokrat yang baru-baru ini dipecat AHY dan kini terlibat dalam KLB, Marzuki Alie dan Jhoni Allen.
"Dulu Ketum PD tidak terkenal, tetapi punya eksekutor lapangan yang tangguh. Namanya Jhoni Allen. Ada juga orang yang mengurus organisasi dengan rapih dan baik, namanya Marzuki Alie. Sepertinya sekarang Mas AHY enggak punya tim yang sebanding dengan kedua orang ini," tutur Hasan.
BACA JUGA: Begini Kondisi Pak SBY Setelah Moeldoko jadi Ketum Partai Demokrat Versi KLB Deli Serdang
Lebih lanjut Hasan menyarankan AHY untuk segera mengumpulkan para pemilik suara di tingkat DPD dan DPC. Hanya dengan cara itulah, legitimasi KLB yang berlangsung kemarin itu bisa dihancurkan.
Hasan menilai menyolidkan barisan dan memperkuat legitimasi jauh lebih penting ketimbang mempersoalkan keterlibatan Moeldoko dalam KLB.
"Sehingga, bisa diketahui bahwa bahwa KLB di Deli Serdang itu abal-abal. Jika tidak, maka patut dicurigai bahwa KLB tersebut memang benar dihadiri oleh pemilik suara sah," pungkas dia. (dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Adil