jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Demokrat dan Partai Gerindra akan menggelar pertemuan pendahuluan pada hari ini, untuk menyusun agenda dan poin-poin yang akan disepakati. Namun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak khawatir bila Prabowo Subianto bakal berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaen mengatakan, pertemuan pendahuluan itu digelar sebelum Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Fadli Zon Syok Berat Gara-gara Fahri Dukung Jokowi? Ngawur
Menurut dia, pertemuan pendahuluan itu akan membahas kemungkinan koalisi kedua partai dan mempersiapkan format koalisi. Namun, ia enggan menjelaskan lebih perinci poin-poin yang dibahas dalam pertemuan pendahuluan tersebut. ”Ya, ini justru membahas koalisi dan formatnya. Namun, saya belum bisa dibuka perinciannya karena rahasia dapur,” ujarnya.
Ferdinand mengatakan, Demokrat mengutus tiga orang dalam pertemuan pendahuluan tersebut, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan, dan Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Syarief Hasan.
BACA JUGA: Sebut Joint, Jokowi Pilih Cak Imin jadi Cawapres?
Dia mengatakan, rencana pertemuan SBY dan Prabowo akan berlangsung pada Rabu (24/7) di kediaman SBY, Mega Kuningan, Jakarta. SBY berencana bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada 24 Juli 2018. Sebelum dua petinggi partai itu bertemu, para pejabat Partai Demokrat dan Gerindra akan lebih dulu bersua membahas beberapa poin kesepakatan.
Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Abdul Hakim mengatakan, apabila pertemuan itu soal wacana menduetkan Prabowo Subianto dengan AHY, pihaknya tidak khawatir. Justru dengan bergabungnya Demokrat, Hakim menilai, akan semakin bagus untuk bisa bertarung dengan petahana. ”Bagus untuk mencari solusi ganti presiden 2019,” kata Hakim melalui pesan tertulis, kemarin.
BACA JUGA: Cak Imin Minta Maaf ke Jokowi soal JOIN
Hakim berujar, setiap partai memiliki hak untuk mengajukan dan menjagokan kandidatnya. Begitupun dengan Demokrat yang begitu semangat menyandingkan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), AHY dengan Prabowo. Bahkan, bila kemudian muncul syarat bergabungnya Demokrat asalkan Prabowo memilih AHY sebagai kandidat cawapresnya, PKS tidak akan ambil pusing. Karena keputusan mutlak milik Prabowo. ”Keputusannya ada pada Pak Prabowo dan Gerindra,” tandasnya.
Dia menegaskan, PKS optimistis, Prabowo tidak akan mengkhianatinya. Pada akhirnya Gerindra tetap akan memilih satu kandidat terbaik PKS yang akan menjadi cawapres Prabowo melawan Jokowi. ”Akhirnya, Pak Prabowo akan ambil pilihan terbaiknya, bersanding dengan kader terbaik PKS jadi capres dan cawapres yang dihantarkan oleh PKS dan Gerindra daftar ke KPU tanggal 10 Agustus. Pilihan itulah yang akan terjadi Insya Allah,” ujar Hakim.
Saat ditanyakan jika kemungkinan Prabowo memilih AHY apakah akan merenggangkan hubungan PKS-Gerindra atau bahkan PKS memutuskan untuk tidak lagi berkoalisi dengan Gerindra, hakim hanya menanggapinya dengan singkat. ”Ikuti saja proses politiknya,” tutupnya. (aen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Pak JK Masih Punya Ambisi Politik yang Besar
Redaktur & Reporter : Adil