jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Irwan mengatakan penundaan pemilu 2024 tidak sehat bagi demokrasi.
Irwan menilai penundaan pemilu 2024 bukan solusi mengatasi persoalan bangsa, tetapi justru bakal berdampak buruk, bahkan bisa berujung matinya demokrasi di negeri ini.
BACA JUGA: Jelang Dini Hari, Jokowi Keluar Tenda, Melihat Bamsoet
"Ibarat memupuk penyakit sedikit demi sedikit, akan jadi kompleks dan membunuh demokrasi," ucap Irwan dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Senin (14/3).
Hal itu disampaikan Irwan menanggapi wacana penundaan Pemilu 2024 yang gencar disuarakan sejumlah elite parpol koalisi pemerintah hingga menteri di Kabinet Indonesia Maju.
BACA JUGA: Tengah Malam, Mbah Padi Mengikuti Teman Putrinya ke Kamar Mandi, Terjadilah
"Sejarah memang tidak berulang, tetapi hancurnya orde lama dan orde baru bisa menjadi pelajaran sejarah agar kita bisa melindungi demokrasi Indonesia," lanjut Irwan.
Ketua DPD Demokrat Kaltim itu menilai pergantian kepemimpinan adalah alat ukur kesehatan demokrasi.
BACA JUGA: Setelah Kematian Dokter Sunardi, Densus 88 Disarankan Pakai Body Camera
Politikus yang beken disapa dengan panggilan Irwan Fecho itu juga menilai bahwa demokrasi bisa sehat karena ada kaderisasi kepemimpinan.
"Jokowi tidak perlu memperpanjang jabatan, apalagi coba-coba tiga periode. Kasih kesempatan kaum muda dan milenial untuk memimpin negeri ini," ujar Irwan.
Ketua Umum Cakra AHY itu juga menyatakan bahwa rakyat menginginkan adanya pergantian kekuasaan dan hadirnya pemimpin yang lebih muda.
"Kaum muda dan milenial sudah waktunya memimpin negeri ini. Perpanjangan kekuasaan sama artinya menunda masa depan pemimpin muda bangsa," tegas Irwan. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam