jpnn.com, JAKARTA - Partai Demokrat membuka Mimbar bebas bagi elemen-elemen masyarakat yang ingin mengekspresikan pendapatnya, termasuk para mahasiswa di Taman Proklamasi di kompleks Kantor DPP Partai Demokrat.
Untuk menghindari kesalahpahaman, Partai Demokrat akan mengecek lebih teliti identitas orang-orang yang datang.
BACA JUGA: Demokrat Moeldoko Sudah Mendaftar, Menteri Yasonna Bilang Begini
Wasekjen Irwan Fecho meminta maaf pada pribadi dan institusi kemahasiswaan yang merasa diklaim namanya oleh kawan mahasiswanya yang lain. Elemen-elemen mahasiswa menerima dan sepakat menyudahi kesalahpahaman ini.
Sejak GPK-PD diungkapkan 1 Februari lalu, Partai Demokrat menerima banyak dukungan yang mengalir dari berbagai elemen masyarakat. Mereka mengekspresikan simpati mereka dalam berbagai cara, baik melalui media massa, media sosial maupun unjuk dukungan.
BACA JUGA: Jhoni Allen Yakin Kepengurusan Partai Demokrat Hasil KLB Disahkan Pemerintah
Irwan mengatakan Partai Demokrat membuka Mimbar Demokrasi di Taman Proklamasi di dalam kompleks kantor DPP, Jalan Proklamasi Nomor 41, Jakarta Pusat, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Tujuannya agar mahasiswa atau kelompok yang menyampaikan pendapatnya dapat berjalan baik dan tertib.
Mimbar Demokrasi ini kemudian makin populer, seiring pula dengan eskalasi persoalan.
BACA JUGA: Hasil KLB Demokrat Sempat Ditolak Kemenkum HAM
"Kami berupaya sebaik-baiknya agar Mimbar Demokrasi ini bisa digunakan dengan baik untuk mengekspresikan pendapat, dengan argumentasi yang sehat, sebagai bagian dari edukasi publik. Ini tentu saja dengan tetap menjaga protokol kesehatan," kata Irwan Fecho.
Menurut Irwan, PD memperlakukan setiap orang yang datang dengan prasangka yang baik.
"Jadi, saat ada beberapa mahasiswa datang dan meminta kesempatan untuk berorasi atas nama Persatuan Aktivis Lintas Kampus, kami memberikan kesempatan yang sama kepada mereka laiknya pihak-pihak lain,” ujar Irwan.
Irwan menjelaskan mereka memberikan identitasnya sebagai mahasiswa dan aktivis dari kampus tertentu.
“Mohon maaf kalau kemudian ternyata ada di antara mereka, yang belakangan baru diketahui memang mahasiswa dan memegang jabatan tertentu, tetapi bukan perwakilan dari lembaga mahasiswa di kampusnya. Maaf jika ada pihak-pihak yang merasa tidak nyaman,” kata Irwan.
Humas Partai Demokrat dalam keterangan pers, Selasa (16/3/2021) menyebutkan, Irwan didampingi beberapa unsur DPP Partai Demokrat bertemu dan mendengarkan aspirasi sejumlah perwakilan mahasiswa. Kedua belah pihak bersepakat mengakhiri kesalahpahaman ini dan tidak ingin ada pihak-pihak luar yang berusaha menunggangi hal ini.
Perwakilan mahasiswa. Foto: Humas PD
Para perwakilan mahasiswa ini adalah adalah Yusuf dari BEM Universitas Borobudur, Dwiki dari BEM Unkris, Raka dari BEM BSI, Edy Faturahman dari Presma Universitas Islam Assyafiiyah, Gawi Yaur dari BEM Unija, Syahroni dari BEM Universitas Ibnu Chaldun, Junaedi dari DPM Universitas Jayabaya dan Ricci Ricardo dari BEM FH Unija.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich