Demokrat Tak Lagi Nomor Satu

Minggu, 05 Februari 2012 – 16:14 WIB

JAKARTA--Partai Demokrat turun tahta ke posisi ketiga di bawah Partai Golkar dan PDI Perjuangan. "Lingkaran Survei Indonesia adalah yang pertama mengabarkan Partai Demokrat sudah turun tahta," kata peneliti LSI, Barkah Patimahu, dalam konfrensi pers, di Kantor LSI, Minggu (5/2) di Jakarta Timur.

"Partai itu tidak nomor satu. Konfrensi pers mengenai Demokrat turun tahta dilakukan pada Juni 2011," timpal Barkah.

Menurutnya, saat itu banyak yang skeptis termasuk pimpinan Demokrat.  Kini, kata dia,  mata pimpinan Demokrat semakin terbuka, mengakui kebenaran survei itu. "Aneka survei lembaga kredibel kini mulai membenarkan temuan Lingkaran Survei Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, pimpinan Demokrat mulai 'grasa-grusu' untuk berbenah. Tapi, jelas dia, karena respon pimpinan Demokrat yang 'too little and too late', partai itu merosot lagi. "Untuk pertama kalinya sejak 2009, Demokrat terpuruk hanya ke rangkin tiga," tegasnya.

Ia menjelaskan, dukungan Demokrat kini hanya 13,7 persen, di bawah PDI Perjuangan, 14,2 persen,  dan Partai Golkar 18,9 persen. "Di Bulan Juni 2011, Golkar sudah mengalahkan Demokrat, tapi selisihnya masih di bawah tiga persen. Kini,
Januari-Februari 2012, Golkar sudah melampaui Demokrat di atas lima persen. Bahkan PDIP juga melampui Demokrat," ujarnya.

Ini warning kedua yang diberikan LSI kepada Demokrat. Jika pimpinan Demokrat masih saja melakukan respon 'too little and too late, maka akan kembali ke khitahnya seperti di tahun 2004. "Hanya menjadi partai papan tengah saja," jelasnya.

Dalam simulasi pertanyaan di survei, kata dia, trend itu cukup tergambar. "Jika publik semakin tak puas dengan cara Demokrat merespon kasus Wisma Atlet, yang menunjukan Demokrat tak serius memberantas korupsi, dukungan atas Demokrat akan jatuh lebih jauh lagi di bawah 10 persen," ungkapnya.

Menurutnya, kasus Wisma Atlet memang bukan satu-satunya variabel yang membuat Demokrat terpuruk. Demokrat sangat lekat sekali dengan citra SBY. "Turun naik pamor SBY juga memengaruhi dukungan publik atas Demokrat," jelasnya.

Bulan Januari-Februari 2012, kepuasan publik atas kinerja SBY memang ada di lampu merah, di bawah 50 persen. "Tepatnya, hanya 48,3 persen pemilih yang menganggap kinerja SBY selaku presiden baik," katanya. Menurutnya, tingkat kepuasan itu merosot dibandingkan di Bulan Januari 2011 yang diangka 56,7 persen. "Merosotnya kinerja SBY di mata publik ikut juga menambah merosotnya Partai Demokrat," ujarnya.

Ia menegaskan, survei ini tidak bisa menentukan variabel mana yang paling banyak berkontribusi atas merosotnya pamor Demokrat. Seperti menurunnya kinerja SBY atas kasus korupsi skandal Wisma Atlet yang menjadi penyebab utama pamor Demokrat merosot?
Namun, kata dia, dari Focus Grup Discussion (FGD) yang dilakukan di tujuh kota, umumnya peserta FGD menganggap menurunnya pamor Demokrat sebanyak 70 persen disebabkan oleh kasus korupsi Wisma Atlet. "Hanya sekitar 30 persen disebabkan oleh merosotnya pamor SBY sendiri," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Dimulai 23 Maret


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler