Demonstrasi Anti-Jepang Meningkat

Mobil dan Produk Nippon Dirusak di Tiongkok

Selasa, 19 Oktober 2010 – 17:28 WIB
BEIJING - Ketegangan Tiongkok dan Jepang terkait dengan sengketa pulau di kawasan Laut Tiongkok tak kunjung redaDemonstrasi anti-Jepang oleh ratusan warga Tiongkok akhir pekan lalu terus berlanjut hingga kemarin (18/10)

BACA JUGA: Kejar Gelar Doktor di Usia 100 Tahun

Sejumlah aset dan lambang kebanggaan Jepang dirusak.

Misalnya, sekitar seribu orang berkumpul di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei
Mereka menumpahkan kemarahannya kepada Tokyo dengan meneriakkan slogan-slogan anti-Jepang

BACA JUGA: Gelar Pemilu, Myanmar Tolak Pengamat Asing

Sejumlah saksi melihat polisi dalam jumlah besar mengawal aksi unjuk rasa.

Lalu, ribuan orang yang sebagian besar anak muda Tiongkok turun ke jalan, setidaknya di empat kota berbeda di Tiongkok, sejak akhir pekan lalu
Mereka menegaskan dukungannya atas klaim Tiongkok terhadap Kepulauan Diaoyu atau Senkaku

BACA JUGA: Pesimistis Temukan 11 Penambang

Demonstrasi pada Sabtu (16/10) dipusatkan di Kota Chengdu, Henan, dan XianSedangkan pada Minggu (17/10) mereka berkumpul di Mianyang dekat Chengdu.

Dalam aksi tersebut, demonstran memecah kaca jendela sejumlah perusahaan milik JepangDi antaranya, sebuah toko Panasonic dan pusat perbelanjaan IsetanMassa juga merusak mobil-mobil keluaran Jepang.

Demonstrasi yang terjadi kemarin pecah, setelah PM Jepang Naoto Kan meminta jaminan keselamatan bagi perusahaan dan warga Jepang kepada Beijing"Pemerintah sangat menyesalkan terjadinya demonstrasi anti-Jepang tersebut," ujar Kan di depan parlemenDia menambahkan sudah meminta jaminan agar warga dan perusahaan Jepang di sana dilindungi.

Sementara itu, pejabat Jepang lainnya menilai aksi demonstrasi tersebut tidak perlu terjadi"Saya rasa tindakan balasan yang diambil Tiongkok berlebihan," ujar Menteri Luar Negeri Jepang Seiji Maehara yang dikenal keras terhadap TiongkokDia menambahkan bahwa dalam soal kegiatan ekspor Jepang ke Tiongkok, menteri perdagangan Tiongkok masih belum menormalisasi pengiriman yang sempat diperketat.

Polisi di Beijing pun membentuk barikade mengelilingi Kantor Kedutaan Besar JepangNamun, hingga sore hari tidak tampak unjuk rasa di ibu kota Tiongkok tersebut.

Pasca demonstrasi yang terjadi akhir pekan lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu menyatakan memahami kondisi emosional rakyat"Bisa dipahami bahwa rakyat ingin mengekspresikan kemarahan atas pernyataan-pernyataan ngawur dari pihak Jepang," jelasnya seperti dilansir Agence France-Presse.

Pernyataan Ma kemudian terkesan ingin mendinginkan suasana"Tapi, seharusnya, patriotisme bisa diekspresikan dengan cara rasional dan tidak melanggar hukum serta aturan," tambahnya.

Media Jepang melansir bahwa sebagian besar unjuk rasa terjadi di wilayah dengan tingkat pengamanan rendah dan jauh dari ibu kota negaraSementara itu, konsentrasi pengamanan berada di Beijing yang juga sedang mengadakan kongres Partai KomunisMedia Jepang melansir bahwa dua negara cekcok karena pemerintahan baru Tokyo secara tidak sengaja membongkar perjanjian rahasia terkait dengan sengketa kepulauan tak berpenghuni tersebut.

Menurut majalah Asahi Shimbun, di bawah pemerintahan konservatif yang berkuasa lebih dari 50 tahun, Jepang dan Tiongkok telah membuat perjanjian rahasia untuk tetap menjaga stabilitas di kepulauan di Laut Tiongkok Selatan"Dalam perjanjian rahasia tersebut, Jepang menyatakan tidak akan menangkap warga Tiongkok yang berada di wilayah tersebut kecuali kondisinya sangat mendesak," tulis majalah tersebut yang mengutip sumber pemerintahan"Sementara itu, Tiongkok berjanji menghadang kapal-kapal anti-Jepang yang akan mendekati kepulauan tersebut," tambahnya.

Dua kekuatan ekonomi besar di Asia tersebut terlibat ketegangan diplomatik terparah sejak Jepang menangkap dan menahan kapten kapal nelayan Tiongkok yang menabrak kapal patroli angkatan laut Jepang di dekat kepulauan sengketa enam pekan laluMeski sang kapten sudah dibebaskan, saling klaim kepemilikan kepulauan tersebut membakar emosi rakyat dua negaraApalagi, Jepang diduga sudah melanggar perjanjian rahasia stabilitas keamanan tersebut(cak/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Terus Serang Komite Nobel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler